Pesona tayangan bawah laut di TV selalu saja membuat waktu beranjak tanpa terasa. Di atas pentas alam yang terhias secara apik tersebut, berbagai satwa laut dengan segala warna-warninya berparade sambil bertingkah polah menunjukkan kebolehannya.

Bagaikan pucuk dicinta ulam tiba. Di penghujung tahun 2009, berkat ajakan putra-putri kami, penulis secara langsung dapat menikmati keindahan karya Illahi yang satu ini. Namun, semuanya tak urung dimungkinkan pula oleh adanya akuarium raksasa Georgia.

Atlanta, kota Olimpiade XXVI (1996), adalah ibu kota negara bagian Georgia. Luasnya yang hanya setengah luas DKI Jakarta, beriklimkan subtropikal dengan kadar kelembapan yang tinggi (Atlanta: 343 km2; DKI Jakarta: 661.5 km2). Berbeda dengan negara-negara bagian Timur dan Utara, akumulasi salju hanya sekitar 2 – 3 sentimeter (Januari). Walaupun demikian, rata-rata suhu udara berkisar sekitar 16 derajat Celcius (tertinggi di bulan Juli: 31 derajat Celcius, terendah di bulan Januari: 0,5 derajat Celcius). Para wisatawan yang berkunjung pada musim panas, tetap dianjurkan membawa jaket tipis, karena ruang atraksi cukup dingin. Curah hujan sepanjang tahun merata (setiap bulan, sekitar10 hari). Sebagaimana sifat suatu negara imigran, penduduk Atlanta yang berjumlah 429.500 (2006) terdiri atas berbagai etnik. Nasi rawon, nasi rames, gado-gado, ayam balado, ikan goreng, dan sebagainya selalu tersedia di rumah-rumah makan Indonesia.

Penerbangan langsung dari Indonesia belum dibuka. Namun, karcis pesawat ke Atlanta dapat dipesan dari kota-kota besar di Indonesia. Atlanta berjarak 1.315 km dari tempat kami bermukim (Austin, ibu kota Texas). Jarak ini kami tempuh dengan mobil karena ingin menjelajahi beberapa negara bagian sambil menikmati pemandangan alam.

Akuarium Georgia

Akuarium Georgia yang letaknya berseberangan dengan Centennial Olympic Park, berada di kota bawah (down town) Atlanta. Objek wisata ini dapat dicapai dengan angkutan umum (kereta listrik/bus). Biasanya, hotel-hotel menyediakan angkutan dari dan ke stasiun. Para wisatawan dapat pula menggunakan kendaraan pribadi. Tempat parkir cukup banyak dan murah.

Akuarium Georgia dibangun di atas kawasan seluas 81.000 m2. Untuk menampung 100.000 lebih satwa air laut dan tawar dari 500 spesies, dibutuhkan 30.000 meter kubik air dan 680 ton garam. Sarana wisata yang diresmikan pada tanggal 23 November 2005 ini merupakan akuarium terbesar di dunia. Pembangunannya memakan waktu 27 bulan dan menelan biaya lebih dari 300 juta US dolar (2001). Dana tersebut terutama berasal dari sumbangan pribadi Bernie Marcus, salah seorang pendiri Home Depot.

Panorama dasar laut digelar dalam lima ruangan pameran, yaitu Georgia Explorer, River Scout, Cold-Water Quest, Ocean Voyager, dan Tropical Diver. Di samping itu, disediakan pula ruang pesta (Oceans Ballroom), toko cendera mata, ruang pemutaran film 3-D, dan kafetaria atau pusat jajanan serbaada (pujasera) ala Amerika.

Georgia Explorer memamerkan satwa sungai dan laut sekitar Georgia. Galeri ini menampung berbagai ubur-ubur, kuda laut, bintang laut, ikan pari, udang, kura-kura laut, dan satwa liar dari taman karang Gray (National Marine Sanctuary – Taman Laut Terlindung Amerika Serikat). Galeri ini sangat informatif. Dengan menyentuh dinding akuarium, nama atau jenis ikan yang melintas dapat diketahui.

Di River Scout, para wisatawan dapat menyaksi-kan berbagai satwa sungai-sungai di Afrika, Amerika Selatan, Asia dan lepas pantai Georgia.

Cold-Water Quest memamerkan satwa liar yang hidup di lautan bersuhu rendah. Di galeri ini, dapat disaksikan berbagai bunga karang (anemones), ikan-ikan yang hidup di sela-sela batu karang, dan ikan tikus.

Petualangan dasar laut yang menggairahkan dapat dijumpai di Ocean Voyager. Dengan berjalan melalui terowongan akrilik dan berdiri di depan jendela akrilik raksasa, para wisatawan akan merasa berada dalam kendaraan dasar lautan (Scuba) dan menjelajahi lautan biru yang tak terukur luasnya. Ribuan ikan dari yang berukuran kecil hingga raksasa (ikan pari, nandi, kura-kura laut, dan whale shark) berenang bebas dalam akuarium raksasa ini.

Terowongan akrilik Ocean VayagerTropical Diver adalah galeri taman karang terbesar di dunia. Ribuan ikan-ikan batu karang dengan berbagai warna-warninya merupakan hiasan dari taman karang ini. Di bagian atas gelombang buatan, mengumandangkan deburan lembut dari lautan Pasifik.

Di samping ke lima galeri di atas, para wisatawan dapat pula menyaksikan kebolehan teknologi perfilman. Dengan memadukan projeksi digital, film 3HD (high definition) dan efek khusus (seperti percikan air, desingan suara), para wisatawan dibawa bercengkerama ke dasar lautan.

Kesempatan membelai-belai punggung ikan pari dan anemone, merupakan atraksi tersendiri yang sangat digemari anak-anak. Para wisatawan dapat pula menyaksikan pemberian makan pada ikan-ikan hiu paus (whale sharks). Whale sharks disuapi dua kali sehari dengan 12.5 kilo campuran udang dan ikan. Menurut pemandu, walaupun sudah diberi makan, kadang-kadang masih ada juga whale shark yang menyerang ikan-ikan lain sebagai “camilan”.

64 Rasa Coca-Cola

Di sekitar akuarium Georgia sekurang-kurangnya ada dua objek wisata yang cukup menarik. Keduanya dapat dicapai dengan berjalan kaki dari akuarium Georgia.

Objek pertama adalah pusat penyiaran berita-berita CNN (Cable News Network). Dengan dipandu, para wisatawan dapat menyaksikan dapur CNN mulai dari seleksi hingga penyiaran berita. Pengamanan sangat ketat. Setiap pengunjung harus melalui pintu Sinar-X dan semua tas diperiksa, seperti layaknya pengamanan di bandar udara. Telepon seluler harus dimatikan dan tidak diperkenankan mengambil gambar.

Objek kedua adalah World of Coca Cola. Secara langsung dan melalui film 3-D, para wisatawan diajak meninjau dapur pengembangan rasa dan pembuatan Coca-Cola. Kemudian, para wisatawan dipersilakan sepuas-puasnya mencicipi 64 rasa Coca-Cola (dari sekitar 2.000 rasa di seluruh dunia). Sebagai penutup, setiap pengunjung diberi kenang-kenangan sebotol Coca-Cola. [Pouw Tjoen Tik/Penulis berdomisili di Austin, Texas, AS, Suara Pembaruan]