Foto-foto: SP/Alex Suban - Kolam renang di Pulau Umang Resort & Spa.

Anda penyuka laut, panorama pantai, dan makanan laut? Bila Anda tinggal di Jakarta dan sekitarnya, tampaknya perlu menjajal Pulau Umang yang letaknya di Selat Sunda dan tak jauh dari kawasan Anyer dan Carita. Di tempat itu terdapat Pulau Umang Resort&Spa. Menuju ke kawasan yang terletak di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten itu, membutuhkan waktu berkendaraan sekitar empat jam dari Jakarta. Di Kecamatan Sumur Pandeglang ini, Anda, bisa memarkir kendaraan Anda dengan aman sebelum meninggalkannya ke Pulau Umang.

Dengan menggunakan perahu motor, dari lokasi parkir Pulau Umang Resort&Spa menuju pulau, hanya berjarak tempuh kurang dari 10 menit. Menit demi menit menuju pulau, makin jelas terlihat hamparan pasir, beberapa gazebo beratap rumbia yang berdiri di sekeliling pulau dan tiga bangunan besar yang terlihat mencolok di balik hamparan pasir putihnya. Juga tentunya, dermaga kayu yang bentuknya sangat menarik perhatian karena di ujung dermaga terdapat tiga gazebo.

Berperahu menuju tempat resor itu ternyata sangat aman dan menyenangkan. Padahal, ketika SP baru-baru ini menyambangi tempat itu, tengah terjadi gelombang pasang yang membuat para nelayan enggan melaut dan bikin beberapa rumah di beberapa kawasan tertentu, terutama di wilayah selatan, porak poranda akibat terjangan gelombang tinggi itu. Tetapi anehnya, di sekitar perairan Pulau Umang, tidak ditemui gelombang-gelombang tinggi itu. Hal ini dikarenakan, posisi Pulau Umang yang di sekitarnya terdapat beberapa pulau kecil lainnya. Jadi, fenomena gelombang pasang pun, tidak sedramatis yang terjadi di tempat-tempat lain. Sebab, gelombang pasang yang datang, sudah terpecah karena menghantam pulau-pulau yang ada di sekitar Pulau Umang.

Hidangan penutup di Pulau Umang

Cottage di Pulau Umang.

Perahu pun menepi ke dermaga dengan aman. Saya dan rekan, melangkah senang menapaki dermaga kayu itu. Betapa tidak senang? Sambutan ramah karyawan Pulau Umang, sehangat matahari pagi kala itu. Belum lagi buih-buih ombak yang menghantam kayu dermaga yang menyisakan warna putih membingkai warna hijau terang air laut di sekitar pulau itu, bikin panorama makin cantik.

Seperti layaknya wisata laut, terlihat beberapa wisatawan tengah menghabiskan waktu dengan berlibur di pulau itu, melakukan kegiatan menyenangkan seperti bermain jet ski dan berenang di laut serta berperahu pisang (banana boat).

Setelah melakukan registrasi, maka SP pun melangkah menuju cottage yang sudah disiapkan. Dari luar terlihat bangunan beratap tinggi. Bangunan cottage ini didominasi kayu. Ketika membuka pintu cottage, SP langsung merasa nyaman dengan tatanan di dalam cottage. Bagaimana tidak? Konsep open living room menjadikan tidak ada sekat di cottage tersebut, kecuali untuk kamar mandi tentunya. Sedangkan tempat tidur berada di lantai dua yang juga tidak berdinding permanen. Selain itu, bangunan juga didominasi kaca terang. Jadinya, ruangan menjadi terang bermandikan cahaya tetapi nyaman dengan guyuran udara dingin yang berasal dari mesin pendingin udara.

Menurut Presiden Direktur PT Griya Sukses Mandiri yang membangun Pulau Umang Resort&Spa tersebut, Christian PB Halim, kawasan resor itu memang diperuntukkan bagi mereka yang memang menyukai laut. Karenanya, bangunan-bangunan cottage pun, didesain tahan gempa, tahan air pasang karena dibuat layaknya rumah panggung Kalimantan namun didominasi kaca transparan sehingga terkesan menyatu dengan alam karena banyak mendapat guyuran sinar matahari.

Pulau Umang dilihat dari Bukit Tangkilsari, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang.

Makan malam di pantai Pulau Umang.

Suasana Romantis

Puas mengelilingi pulau, rencananya, SP berniat menikmati panorama matahari terbenam yang biasanya memunculkan suasana yang ‘gimana gitu‘. Namun sayangnya, puas berkeliling pulau, sang mentari malah malu-malu sembunyi di balik gumpalan awan. Harapan melihat coretan warna jingga di kanvas langit Tuhan pun, pupus.

Namun, rasa kecewa itu segera terobati ketika malam menjelang dan ternyata pihak resor menata meja dan kursi di sepanjang pantai, sebagai sarana untuk bersantap malam. Bukan main, kendati saya datang bukan bersama orang yang saya sayangi, tetap saja suasana menjadi begitu romantis. Apalagi, ketika meja-meja itu, berisi beberapa pasangan yang memang sengaja berlibur di pulau tersebut.

Beratapkan langit cerah yang bertaburkan bintang-bintang, deburan ombak memecah bibir pantai dan temaram malam yang disinari lampu-lampu minyak, serta aroma bakaran makanan laut, mengingatkan saya pada Jimbaran Bali. Suasana nyaris sama. Bersantap makanan laut di pantai. Tetapi, suasana di Pulau Umang jauh lebih tertata, tenang dan personal. Tak hiruk pikuk seperti Jimbaran. Suasana bersantap di Pulau Umang, bak bersantap di kafe yang beratap langit.

Keesokan harinya, menjadi momentum yang makin menyenangkan. Bagaimana tidak? SP beruntung mendapatkan panorama matahari terbit yang terlihat jingga bulat dan muncul perlahan dari arah timur.

Bulat jingganya mentari, ternyata luput dari lensa kamera Didit yang mengaku tak sabar menunggu matahari. Bersama istrinya, Arletta Danisworo serta dua anak mereka, dia berlibur di pulau itu. Keluarga penyuka suasana laut itu, menikmati benar keindahan Pulau Umang. Tak cuma berenang di kolam renang resor, mereka pun dengan bersemangat menuju Pulau Oar yang tak jauh dari situ, untuk bersnorkling dan berenang di lautnya yang masih bersih. Keluarga itu pun benar-benar menikmati liburan mereka di pulau itu. Tampaknya, Pulau Umang memang lokasi tepat untuk bercengkerama dengan orang-orang tersayang. [SP/S Nuke Ernawati]