Anda jenuh dan ingin mendapatkan sesuatu yang baru? Pergilah ke Gorontalo yang berada di Pulau Sulawesi bagian utara. Di sana banyak hal menyenangkan yang bisa anda temukan. Laut biru dengan pantai putih. Kota yang bersih dan berudara sejuk, dikelilingi perbukitan dan masyarakat yang ramah-tamah.

Danau Limboto Menjelang Senja

Untuk mencapai provinsi baru pecahan dari Sulawesi Utara ini dapat menggunakan transportasi udara maupun laut. Dapat pula ditempuh dari daratan Sulawesi lainnya.

Tak hanya keindahan alam yang ditawarkan daerah yang berada di Teluk Tomini ini. Kekayaan laut, tanah yang subur, dan khasanah budaya juga bisa dinikmati jika berkunjung ke negeri Hulondlalo tersebut.

Menginjakkan kaki di Bandara Djalaludin, hamparan pohon kelapa melambai-lambai seolah menyambut kedatangan mereka yang pertama kali mengunjungi daerah yang juga dikenal dengan Negeri Serambi Madinah ini.

Tak hanya berhenti di situ, keindahan alam Gorontalo juga menyeruak ketika menyusuri jalan darat dari bandara menuju kawasan perkotaan. Rumah-rumah penduduk yang tertata rapi dengan halaman luas dan ditanami bunga warna-warni sangat menyenangkan bagi mereka yang selama ini bergelut di kota-kota besar.

Jalan-jalan raya juga mulai dipadati berbagai kendaraan di antaranya yang dikenal pula dengan nama bentor atau becak motor. Kendati demikian, tak mengusik rasa tenteram dan tenang yang dimunculkan.

Gorontalo adalah sebuah sejarah patriotisme walaupun dalam kenyataannya sangat sedikit masyarakat Indonesia yang memahami hal itu. Sedikit memang diungkap bahwa sejak masa kolonialisme hingga kini tema perjuangan dan semangat pembebasan begitu melekat di jantung masyarakat yang berdiam di ujung utara Pulau Sulawesi itu.

Adalah Nani Wartabone, pemuda Gorontalo yang mewujudkan tekad dan janji masyarakat untuk berpihak kepada ibu pertiwi.

Kini sisa-sisa perjuangan Nani Wartabone itu terpatri dalam sebuah monumen di pusat Kota Gorontalo.

Dalam catatan sejarah, sebelum masa pendudukan kolonial Belanda, Gorontalo berbentuk kerajaan kecil yang diatur menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo dan terikat satu sama lain dengan acuan hukum yang disebut Pohalaa, meliputi Pohalaa Hulantalo, Pohalaa Limutu, Pohala Suwawa, Pohalaa Bolango dan Pohalaa Tinggola.

Bekas-bekas sejarah perjuangan hingga setelah diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia masih terlihat dari peninggalan berupa benteng di Otanaha, tempat pendaratan Bung Karno pertama kali menggunakan Amphibi di Danau Limboto dan sebagainya.

Bentor atau becak motor yang kini menjadi angkutan warga Kota Gorontalo

Potensi Wisata

Provinsi Gorontalo terbentuk dari kesadaran untuk menjawab berbagai kebutuhan mengingat banyak hal yang belum bisa terakumulasikan saat Gorontalo masih bersama Provinsi Sulawesi Utara.

Apalagi daerah ini memiliki potensi kekayaan alam laut yang luas dan sumber daya manusia yang andal. Di bawah kepemimpinan Ir Fadel Muhammad yang berlatar pengusaha, dalam jangka kurun waktu 4 tahun. Gorontalo sudah mulai menunjukkan jati diri. Promosi tentang potensi Gorontalo dilakukan di berbagai kesempatan. Termasuk ketika Fadel bersedia menjadi koordinator BIMP EAGA (Brunei Indonesia, Malaysia, Philipa East Asia Growth Area).

Kesempatan itu dipergunakan untuk lebih banyak mengenalkan Gorontalo khususnya bidang pariwisata yang potensinya memang luar biasa.

Sebut saja Pulau Bitila yang berada di Kecamatan Paguat Kabupaten Boalemo. Pulau tak berpenghuni ini sangat indah dengan pasirnya putih halus seperti terigu dan taman laut yang memesona. Sangat cocok untuk olahraga berenang, memancing, ski air, surfing, snorkeling ataupun hanya sekadar mandi matahari di samping menikmati panorama alamnya yang begitu indah.

Pemandangan bawah air di pulau ini memiliki keunikan tersendiri karena biota laut yang terdapat di sini ada yang tidak terdapat di tempat lainnya.

Diving

Promosi dari mulut ke mulut tentang pulau ini menarik sejumlah wisatawan Eropa. Mereka menyelam di sekitar pulau ini. Seperti yang dituturkan Chris Pean, pelaku wisata asal London Inggris. Chriss yang beristrikan wanita asal Manado ini sudah mengembangkan pulau di Togean dan kini berencana mengembangkan Pulau Bitila. Tapi karena birokrasi, keinginannya itu belum terwujud. Menurutnya, dari promosi yang dilakukan bersama jaringannya di Eropa melalui internet sebenarnya banyak yang ingin datang ke Sulawesi khususnya ingin melihat keindahan Bitila. Tapi karena keterbatasan fasilitas dan sarana, kunjungan wisawatan ke sana belum banyak.

Menurut Chris dalam pembicaraan dengan Pembaruan di atas kapal pesiar Lady Gorontalo milik Fadel Muhammad seusai mengikuti workshop Pemberdayaan Peran Daerah Dalam Kerjasama sub Regional mengungkapkan, Pulau Sulawesi sangat indah. Namun karena kurang promosi, kunjungan wisatawan ke daerah ini sangat kecil.

Selain pulau-pulau kecil yang mempesona, kawasan pesisir Sulawesi juga sangat indah. Teluk Tomini sangat cocok untuk olahraga bahari. Selain pula Olele, yang terletak di desa Pluhuta Kecamatan Bone Pantai adalah Taman laut yang sangat indah dan alami. Objek wisata ini juga sangat cocok untuk wisata menyelam, snorkeling dan surfing. Di Gorontalo juga terdapat hutan lindung Taman Nasional Botani – Nani Wartabone dengan bermacam flora dan fauna yang membentang dari Bolaang Mongondow Sulawesi Utara hingga Bone Bolango di Gorontalo.

Tempat wisata yang juga patut dikunjungi adalah Pantai Boalemo Indah. Merupakan tempat pemandian yang berpasir putih dengan airnya yang tenang dan jernih bagaikan kaca. Di tempat ini pengunjung dapat berekreasi dengan sepuasnya karena pantai Boalemo menawarkan hampir semua kegiatan berenang, berperahu, menyelam ataupun hanya sekadar mandi matahari. Keunikan lainnya dari tempat ini adalah sepanjang pesisir pantainya ditumbuhi oleh pepohonan kelapa dan pinus.

Pemandangan kota Gorontalo diambil dari perbukitan kota selatan

Air Panas

Wisatawan dapat pula mengunjungi pemandian air panas. Ada dua tempat pemandian air panas yang terkenal yakni di Limbongo dan Pentadio.

Pemandian air panas Pentadio yang mengandung belerang ini terletak sekitar 10 km dari pusat kota. Keunikan utama dari pemandian ini ialah kita dapat merebus telur hingga matang di dalam mata airnya. Mata air panas ini juga diyakini memiliki khasiat menyembuhkan berbagai jenis penyakit kulit. Di sini juga dapat dinikmati mandi uap atau sauna yang tersedia dalam bilik-bilik dan dikemas secara modern bertaraf internasional. Tetapi ada juga mandi uap langsung dari sumber panas dengan tingkat kepanasan hingga 40 derajat Celcius. Dari pemandian Pentadio juga bisa menikmati pemandangan danau Limboto.

Sedangkan pemandian air panas Lombongo yang terletak sekitar 20 km dari pusat kota mempunyai keunikan dengan adanya dua mata air yakni air panas dan mata air dingin. Mata air panasnya mengandung belerang yang khasiatnya dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit kulit.

Gorontalo juga tidak bisa dilepaskan dengan Danau Limboto. Pintu masuk danau ini adalah Desa Iluta yang berjarak 10 km dari pusat kota. Keunikan dari danau ini di antaranya adalah terdapat bermacam-macam jenis ikan air tawar yang tidak terdapat di daerah lain. Danau ini juga pernah dijadikan tempat mendaratnya pesawat amphibi Catelina yang ditumpangi Presiden Pertama RI Bung Karno. Jejak pendaratannya dijadikan sebagai salah stau objek wisata yang terpelihara dengan baik.

Di danau ini sering diadakan Lomba Perahu Dayung Tradisional. Sayang, kondisi Danau Limboto makin menyusut akibat pendangkalan. Warga banyak yang menjadikan danau ini lahan pertanian dengan menanam padi maupun jagung.

Wisatawan yang mendatangi Gorontalo, perlu juga mengunjungi air terjun Ayuhulalo yang artinya kayu bulan di Kecamatan Tilamuda, sekitar 5 km dari pusat Pemerintahan Kabupaten Boalemo. Lokasinya memberikan suasana yang sejuk bagi setiap pengunjung dengan pohon-pohon rindang di sekelilingnya. Air terjun ini airnya tidak pernah kering sekalipun di musim kemarau.

Bagi anda wisata petualang tentunya jangan sampai melewatkan perkampungan Suku Bajo. Suku yang hidup berkelompok dengan adat dan kebiasaan sendiri itu memiliki keunikan yakni bertempat tinggal di atas air, identik dengan cara hidup dan mata pencaharian mereka sebagai nelayan.

Suku Bajo yang ada di Kabupaten Boalemo saat ini terdapat di Desa Baji Kecamatan Tilamuda dan Desa Torosiaje Kecamatan Papayato. Dalam perkembangannya, suku Bajo terbagi menjadi dua kelompok yang tetap mempertahankan tradisi nenek moyang mereka. Mereka bertempat tinggal di atas perahu dan kelompok bertempat tinggal di atas air dan mereka telah membangun rumah-rumah panggung yang sederhana untuk ditempati.

Atraksi salah seorang warga Gorontalo bernama Noi Malaka. Dia tahan minyak panas saat menggoreng pisang tanpa bantuan

Kelompok Bajo yang hiudp di atas perahu dikenal dengan sebutan “Bangau”. Walaupun mereka berpindah dari satu pulau ke pulau lainnya, pada akhirnya mereka tetap kembali ke Pulau Toro Pantai. Pulau-pulau yang mereka tempati antara lain Pulau Bonde Siaje, Pulau Pajoge Daa dan Pulau Tangkoba, berada sekitar perairan Lemito Kecamatan Popayato. Pemandangan bawah laut di sekitar pulau-pulau itu sangat menarik karena kondisi alam pulau-pulau itu yang masih utuh. Perairan di sekitar pulau-pulau tersebut sangat jernih, memberikan kesan yang sangat menarik untuk menikmati pemandangan di bawah laut. Pada beberapa bagian tertentu dari kawasan ini dijadikan tempat pembudidayaan mutiara dan rumput laut oleh masyarakat setempat.

Tak hanya keindahan alam, terutama lautnya yang ditawarkan. Gorontalo juga memiliki berbagai adat tradisi yang sangat menarik. Antara klain Tumbilo Tohe yakni tradisi memasang lampu yang dilaksanakan setiap bulan puasa tepatnya tanggal 27 Ramadhan selama tiga malam berturut-turut menjelang Lebaran Idul Fitri.

Pada saat ini, Tumbilo Tohe telah jadi suatu kegiatan budaya yang dikembangkan terus menerus. Sehingga dalam penataannya semakin indah dan menarik tetapi tetap berpegang pada nilai-nilai dan nuansa Islam. Karena sikap dinamis dan antusias masyarakat untuk memeriahkan setiap malam Tumbilo Tohe, maka saat ini sering diadakan lomba Tumbilo Tohe di wilayah-wilayah tertentu.

PEMBARUAN/DEWI GUSTIANA