MUSEUM Rudana yang lokasinya tepat di pusat seni Ubud, Bali, memiliki pemandangan sawah yang sejuk, nyaman, serta memberikan kesan yang asri. Museum seni lukis ini berdiri atas prakarsa Presiden RI Soeharto dan sang istri, Tien Soeharto.

Koleksi Museum Rudana terdiri dari lukisan tradisional 108 buah, lukisan modern 216 buah, patung 55 buah, topeng 10 buah, wayang kulit dan dilengkapi juga dengan senjata Nawa Sanga 9 buah.

Pada struktur bangunannya, Museum Rudana mempersembahkan arsitektur asal Bali dengan tiga lantai sesuai dengan filosofi Bali, Tri Angga Yaitu, tiga bagian tubuh manusia yang terdiri dari kepala, badan dan kaki. Hal ini disesuaikan juga dengan Tri Mandala yang merupakan tiga bagian halaman museum, Jeroan, Jaba Tengah dan Jaba Isi.

Lalu juga ada Tri Loka yang merupakan tiga tingkatan alam semesta yaitu Bhur, Bwah, dan Swah. Atau dengan Tri Hita Karana yaitu tingkatan/hubungan manusia hidup di dunia seperti manusia dengan alam (palemahan), manusia dengan manusia (pawongan) dan manusia dengan Tuhan (parahyangan).

Konsep filosofi tersebut erat kaitannya dengan perkembangan seni rupa yang dapat memberikan regenarasi seniman dari zaman ke zaman, layaknya benang emas yang tidak dapat putus.

Museum secara resmi dibuka pada 26 Desember 1995 oleh Presiden Soeharto yang juga berbarengan dengan memperingati ulang tahun Republik Indonesia ke 50. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti yang dihadiri oleh para menteri, seniman beserta masyarakat.

Museum yang berdiri di Jl. Cok Rai Pudak no 44, Kelurahan Paliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, itu beroperasi setiap hari dari Senin hingga Minggu, pukul 08.00-17.00 WITA. Sedangkan pada hari raya atau hari besar lainnya, museum ini tutup.

Untuk harga tiket masuknya, museum ini memasang tarif untuk dewasa sebesar Rp 20.000 dan anak-anak, Rp 10.000. Bila Anda datang ke Museum Rudana bersama rombongan, pihak pengelola Museum memberikan diskon 50%. (mediaindonesia.com/OL-5)