UDARA nan sejuk berpadu landskap perbukitan menjadi ramuan pas untuk menikmati alam. Diapit gunung Guntur, Papandayan, dan Cikuray yang masih aktif, Garut telah memikat hati banyak orang. Bahkan pada 1910, Officieel Touristen Bureau, Weltevreden, menyebut Garut sebagai Paradijs van Oosten atau surga dari timur.

Kota Dodol ini, terletak di sebelah tenggara Kota Bandung, 250 km dari Jakarta. Perjalanannya dapat ditempuh dalam waktu tiga setengah jam dari Ibu Kota.

Menjelajah Garut bersama National Geographic dan Cevron Geothermal, Januari lalu sungguh berkesan. Kota yang juga terkenal dengan dombanya itu tentu tak bisa dinikmati dengan berendam air panas saja. Alam yang menantang sungguh sayang dilewatkan.

Pantai di selatan membujur hingga 90 kilometer panjangnya. Air terjun dan situ-situ alami menyejukan mata. Pengunungan menjulang tinggi hingga 2.821 meter. Belum lagi kekayaan budaya seperti acara surak ibra, raja dogar, dan bangunan-bangunan tua.

Gunung Papandayan bisa menjadi awal pertualangan pertama Anda di Swiss van Java. Terletak di kecamatan Cisurupan, 29 kilometer dari pusat kota Garut, Papandayan menjadi favorit bagi para pendaki pemula. Untuk mencapai Gunung Papandayan, naiklah kendaraan umum dari pusat kota menuju Cijulang. Kemudian turun di pertigaan Cisurupan. Dari sana, perjalanan bisa dilanjutkan dengan menyewa ojek atau angkot hingga sampai di pelataran parkir gunung Papandayan.

Mendaki
Di pelataran yang memiliki ketinggian 2000 meter itulah jejak pendakian dimulai. Batuan besar kekuningan serta jalan menanjak akan menyambut kedatangan Anda. Pohon suwagi dan pakis tangkur tumbuh hijau di sisi-sisi jalan. Tebing batu yang tinggi dan curam mendominasi pandangan.

Mendaki lebih ke atas, Anda akan menjumpai kawah belerang yang mengeluarkan asap putih. Sesekali terlihat cairan kuning dimulut kawah, menandakan kepekatan belerangnya. Agar asap tak membuat pedih, cobalah berjalan agak menunduk, menghindari kontak langsung dengan asap. Jangan lupa, kenakan masker atau saputangan agar bau menyengat tak membuat kepala pusing.

Setelah melewati kepulan asap belerang, pesona kawah bisa dinikmati dari atas. Tentu bertambah nikmat dengan iringan melodi air yang turun ke kaki bukit. Tak jauh dari situ, terdapat danau. Lebarnya bisa mencapai seratus meter. “Warna airnya bisa berubah-ubah tergantung cuaca,” ujar Dede, yang pemandu pendakian.

Mencapai ketinggian 2.300 meter, pepohonan mati menciptakan pemandangan berbeda. Batang pohon-pohon itu hitam legam, hampir jadi arang. Pijakan tak lagi dipenuhi batu melainkan lapisan abu yang putih. Tempat ini kental dengan suasana kematian. Seakan ada panas api yang dengan cepat memberangus kehidupan.

Wilayah itu dikenal dengan nama ‘gunung salju’. Kontur pemandangannya tercipta karena letusan gunung Papandayan pada 2002 lalu. Kepulan uap panas ketika itu, membakar pepohonan, juga mengendapkan abu di bawahnya.

Kalau ingin menyaksikan matahari terbit, sebaiknya mendaki pada saat malam. “Sekitar jam sebelas ke atas,” kata Dede yang kerap menemani mahasiswa pecinta alam mendaki di malam hari.

Setelah beristirahat dan puas menikmati megahnya Papandayan, tiba saatnya untuk menuruni gunung. Salah besar kalau ada anggapan menuruni gunung adalah hal mudah. Walau tak butuh energi besar seperti ketika mendaki, tapi gravitasi betul-betul menyulitkan. Belum lagi kerikil-kelikil yang membuat pijakan tidak stabil.

Agar tak tergelincir, miringkan posisi telapak kaki seperti Anda ingin berjalan miring. Pusatkan tumpuan pada tumit dan turun perlahan. Selesai mendaki Papandayan, jangan lupa akan rencana selanjutnya. Peta Segitiga Wisata Garut keluaran National Geographic bisa jadi pemandu.

Tempat wisata unggulannya termasuk Situ Bangendit, Kawah Papandayan, dan Situ Cangkuang. Bagi yang suka berwisata di dalam kota, cobalah berwisata ziarah ke Makam Pangeran Papak di Wanajara, atau nikmati sejarah kota di Stasiun Cibatu. Tak lupa, bungkus beberapa helai batik tulis Garutan yang dapat dibeli di tengah kota, dodol manis, kerajinan kulit, dan anyaman bambu khas Garut untuk oleh-oleh.(mediaindonesia.com/M-3)