Sungai Little Colorado mengalir di antara jurang-jurang. [Foto: Carvin Grand Canyon/Chuck Lawsen]

Sungai Little Colorado mengalir di antara jurang-jurang. [Foto: Carvin Grand Canyon/Chuck Lawsen]

Banyak versi tentang Tujuh Keajaiban Dunia. Dengan alasan kuat, beberapa sumber menyusun daftar tujuh keajaiban dunia yang berbeda. Ensiklopedia Wikipedia Indonesia menyebutkan, setidaknya ada enam jenis Tujuh Keajaiban Dunia, yaitu Keajaiban Dunia Kuno, Keajaiban Dunia Pertengahan, Keajaiban Dunia Alami, Keajaiban Dunia Bawah Air, Keajaiban Dunia Modern, dan Keajaiban Dunia Baru.

Salah satu dari tujuh Keajaiban Dunia Alami tersebut adalah Grand Canyon. Jurang terjal yang sebagian besar masuk dalam wilayah Taman Nasional Grand Canyon itu, berada di bagian barat laut Arizona, Amerika Serikat.

Grand Canyon memang pantas masuk dalam tujuh keajaiban dunia alami. Bukan hanya karena panjangnya 446 km, lebarnya antara 6 – 29 km, dan kedalamannya yang lebih dari 1.600 meter, tapi proses bagaimana Grand Canyon terbentuk juga menjadi alasan.

Para ahli geologi yang khusus mempelajari terbentuknya Grand Canyon setuju bahwa Grand Canyon diukir oleh aliran Sungai Colorado. Sungai yang mengalir di dataran yang lembek itu, telah mengiris bumi sejak berabad-abad lalu.

Meski endapan batu kapur Kaibab diperkirakan berusia 270 juta tahun, namun para ahli geologi memperkirakan bahwa jurang itu terbentuk sekitar 5-6 juta tahun lalu. Hanya saja para ahli belum bisa menjelaskan proses spesifik seperti apa yang mengukir Grand Canyon.

Terlepas dari misteri itu, yang jelas, era penurunan permukaan Sungai Colorado tampak pada perbedaan warna sedimen yang ada di bibir jurang. Perbedaan warna itu menciptakan pemandangan yang benar-benar menakjubkan manakala kita menyaksikannya secara langsung pemandangan alam itu.

Meski berada di negara bagian Arizona, namun Grand Canyon lebih dekat dengan Las Vegas yang berada di negara bagian Nevada dibanding dengan Phoenix, ibukota Arizona. Itu sebabnya, Grand Canyon menjadi tujuan wisata bagi turis yang berkunjung ke Las Vegas. Tak heran jika di lobi-lobi hotel di Las Vegas, selain tentang mesin kasino, brosur paket wisata ke Grand Canyon juga mudah didapat.

Grand Canyon bisa dijangkau melalui darat dan udara. Tidak jauh dari pintu masuk Rim Selatan, terdapat lapangan terbang kecil, tepatnya di Tusayan. Pesawat yang bisa mendarat hanya pesawat kecil yang dioperasikan oleh perusahaan wisata.

Namun umumnya para wisatawan memilih mendarat di pelabuhan udara yang lebih besar seperti Sky Harbour di Phoenix, McCarran di Las Vegas, atau Los Angeles International Airport di Los Angeles, California. Dari situ, para turis baru menggunakan jalur darat.

Dari Phoenix, perjalanan darat ke Grand Canyon sepanjang 350 km (223 mil) bisa ditempuh sekitar 3,5 jam dengan menyusuri Interstate Highways 17 (I17) hingga Flagstaff. Sebelum tiba di Flagstaff, kita disuguhi pemandangan perbukitan kapur dengan kaktus raksasa yang tumbuh liar. Baru setelah tiba di Flagstaff, pemandangan menjadi lebih hijau dengan pohon pinus di kanan kiri jalan.

Dari Flagstaff belok kiri mengikuti I40 hingga Williams. Kemudian ke arah utara lagi menyusuri Arizona Highways 64 (AZ64) selama satu jam, barulah kita tiba di pintu selatan Grand Canyon. Sepanjang AZ64 menuju Grand Canyon, banyak dijumpai RV (Recreation Vehicle), mobil panjang yang sekaligus berfungsi sebagai rumah, camping di area yang khusus disediakan untuk itu.

Sebuah hotel sekaligus restoran berdiri megah di tepi jurang

Udara Grand Canyon yang berada di atas 2.000 meter dari permukaan laut, cukup dingin. Hal itu sangat kontras dengan suhu udara Phoenix yang terkenal sangat panas. Tak heran Grand Canyon menjadi tempat favorit berlibur warga Phoenix.

Karena perjalanan cukup melelahkan, sebagian besar wisatawan tidak langsung pulang pada hari yang sama, mereka bermalam. Apalagi, objek yang bisa dilihat sangat banyak. Itu sebabnya, tiket Taman Naisonal Grand Canyon tidak hanya berlaku untuk sekali masuk, tetapi untuk satu minggu. Harga tiket masuknya sangat murah, US$ 20 (sekitar Rp 180.000) untuk satu mobil sedan atau sejenis kijang dengan penumpang hingga enam orang.

Tanpa harus membayar lagi, kita bisa mengunjungi tempat-tempat menarik yang ada di Grand Canyon dengan menumpang shuttle bus. Jangan salah pilih, ada tiga rute shuttle bus yang tersedia. Jika ingin menikmati keindahan Grand Canyon, pilih rute Hermits Rest. Bus akan mengantar Anda menuju tujuh tempat terbaik melihat Grand Canyon dari kejauhan.

Dari tujuh tempat tersebut, Mohave Point merupakan tempat terfavorit, karena dengan leluasa kita bisa melihat Sungai Colorado mengalir di antara tebing-tebing yang terjal dan curam. Dua rute shuttle bus lainnya akan mengantar Anda ke restoran, camping ground, tempat parkir, toko cindera mata, dan pusat informasi.

Salah satu pemandangan indah dilihat dari Canyon View Information Plaza, (foto bawah). [Pembaruan/Marthen Selamet Susanto]

Sewa Helikopter

Jika ingin melihat Sungai Colorado lebih dekat lagi, beberapa perusahaan wisata menyediakan penyewaan helikopter. Dengan membayar US$ 150 – US$ 300 per orang, Anda bisa melihat lebih dekat lagi Sungai Colorado.

Untuk penginapan, banyak pilihan. Ada hotel yang berada di dalam kawasan Taman Nasional, ada juga yang berada di luar Taman Nasional. Bagi Anda yang kantongnya pas-pasan, sebaiknya pilihlah hotel yang berada di luar taman nasional karena harganya lebih murah. Apalagi, hiburan juga lebih banyak. Ada gedung bioskop, area boling, dan restoran fast food. Meski hotel cukup banyak, sebaiknya dipesan jauh hari sebelumnya. Kalau akhir pekan, penginapan sering penuh.

Dalam perjalanan pulang kembali ke Phoenix, sebaiknya Anda singgah ke Sedona. Pemandangan Sedona sangat berbeda. Sejauh mata memandang, yang ada hanya gunung kapur berwarna merah (red rock) yang bentuknya aneh-aneh, seperti patung raksasa yang diukir manusia.

Tempat ini menjadi terkenal karena banyak bintang film Hollywood yang mempunyai rumah kedua di Sedona. Mereka biasanya datang ke Sedona mencari udara yang lebih sejuk saat musim panas. Mereka bisa langsung menuju Sedona menggunakan pesawat dan mendarat di Sedona Airport.

Karena letaknya berada di antara perbukitan kapur, jalan raya menuju Sedona agak berbahaya. Sempit, berliku, dan naik turun. Tetapi itu justru menambah indahnya perjalanan ke Sedona.

Saat paling tepat ke Sedona adalah awal tahun, tanggal 1-2 Januari. Pada tanggal itu, Sedona yang secara alami sudah indah, semakin indah dengan maraknya lampu-lampu di seluruh kota dalam festival Red Rock Fantasy.[Pembaruan/Marthen Selamet Susanto]