Edisi kali ini tim TC akan mencoba mengajak pembaca setia untuk melancong ke tempat-tempat penyelenggaraan acara kesenian atau pameran budaya baik tradisional maupun modern di wilayah Jakarta Barat.

Museum Wayang

Museum WayangApa yang ada dalam pikiran Anda ketika mengunjungi sebuah museum? Pastinya Anda akan melihat deretan informasi dari setiap koleksi yang dipamerkan di museum tersebut.

Nah. Pengalaman yang berbeda bisa Anda jumpai ketika mengunjungi Museum Wayang di kawasan Kota Tua Jakarta Barat. Selain berbagai hal yang berhubungan dengan wayang, di gedung bekas museum Batavia Lama (De Oude Bataviaasche Museum) ini Anda juga dapat menikmati sebuah pergelaran kesenian wayang.

Lazimnya, sebuah pertunjukkan wayang berlangsung selama semalam suntuk. Namun jika berkunjung ke bekas Gereja Lama Belanda (De Oude Hollandsche Kerk) seluas 935.25 meter ini, Anda dapat menikmati sebuah pergelaran wayang yang disajikan dalam waktu singkat, sekitar empat jam saja.

Pementasan seperti ini merupakan upaya memperkenalkan wayang sebagai sebuah warisan budaya secara lebih lengkap kepada setiap pengunjung. Jika hanya di pamerkan sebagai sebuah benda koleksi, maka wayang tak ubahnya menjadi boneka kayu atau kulit yang dapat dibuat atau dimainkan oleh siapa saja.

Seperti wayang Golek, jika sekadar dipamerkan, maka pengunjung akan melihatnya tak berbeda dengan boneka lainnya yang terbuat dari kayu. Tetapi jika melihatnya dalam sebuah pertunjukkan, wayang ini bukan sekadar sebuah benda berwujud seperti boneka tetapijuga memiliki nama dan sifat yang melekat dalam tokoh sebuah wayang.

“Wayang adalah kesenian yang memiliki sifat gerak. Agar pengunjung mengetahui jalan ceritanya, diberi sentuhan musik pengiringnya dalam pertunjukkannya. Jadi bukan sekadar benda mati yang di gerak-gerakkan saja,” ujar Budi Santoso, Kepala Seksi Pameran dan Edukasi Museum Wayang.

Pementasan wayang di gedung yang dibangun pada 1640 M ini diselenggarakan tiga kali dalam sebulan setiap minggu kedua. Jenis wayang yang dipentaskan antara lain Wayang Golek Sunda, Wayang Kulit Betawi, dan Wayang Kulit Purwa.

Sebagai sebuah pertunjukan, selain mengandung unsur seni juga sarat pesan moral yang mengajak penonton untuk merenungkan sekaligus mengambil pelajaran dari apa yang ditampilkan. Baik dari ceritanya sendiri atau dari setiap tokoh yang ditampilkan.

Pada pertunjukkan seperti ini, pengunjung akan mendapatkan nilai lebih dari sekadar sejarah. Ada informasi serta penjabaran sifat dati setiap tokoh-tokohnya, misalnya bagaimana sosok Resi Bisma digambarkan sebagai tokoh yang teguh pada janji yang telah diucapkan hingga akhir hanyatnya.

“Pementasan yang kami buat memang sudah disesuaikan dengan waktu kunjung. Yang terpenting tetap dapat memberikan suguhan yang mendidik sekaligus menghibur,”jelas Budi lagi.

Tak hanya pementasan bulanan saja, museum yang juga memiliki koleksi boneka (wayang) asal luar negeri ini, setiap tahun menyelenggarakan Pekan Museum Wayang. Kegiatan yang digelar setiap Agustus ini, memuat berbagai acara yang berkaitan dengan wayang, mulai dari seminar, workshop, diskusi, hingga pergelaran wayang semalam suntuk.

Tahun ini, pementasan wayang akan dimulai Mei mendatang. Nah, tunggu apalagi, tertarik? Segera siapakan perjalanan Anda untuk mengunjungi museum wayang, nikmati koleksi dan aksi memukau para dalangnya!

Bentara Budaya

Bentara budayaKemana lagi setelah mengunjungi Museum Wayang untuk menonton acara seni dan budaya di Jakarta Barat? Coba langkahkan kaki Anda ke kawasan Palmerah. Disini ada tempat sudah dikenal aktif menyelengarakan berbagai kegiatan seni budaya, Bentara Budaya namanya.

Bentara Budaya awalnya berdiri di Kota Gudeg, Yogyakarta pada 26 September 1982. Tak lama sesudahnya, Bentara Budaya hadir di Jakarta sebagai sebuah lembaga kebudayaan yang dimotori Harian Kompas. Bentara Budaya Jakarta berciri bangunan tradisional Rumah Kudus karya arsitek terkenal, YB Mangunwijaya atau Romo Mangun.

Disinilah berbagai informasi tentang perjalanan seni budaya Indonesia tampil memberi beragam warna dan menorehkan catatannya. Eksistensinya sebagai sebuah lembaga budaya dimulai dengan pameran keramik Studio Titik Temu Tembikar, oleh pengrajin Liosadang, Purwakarta tahun 1985.

Bentara Budaya sangat aktif dalam mengadakan berbagai macam acara kesenian, seperti pameran, pergelaran, pemutaran film, dan diskusi bulanan