SEORANG kolektor berkebangsaan Jerman yang sudah menjadi warga Surabaya Van Faber mendirikan Stedelijk Historisch Museum karena jatuh cinta pada kebesaran Kerajaan Majapahit.

Upaya Van Faber untuk mendirikan museum ini sebenarnya sudah dirintis sejak tahun 1922, tetapi baru sebelas tahun kemudian dapat diwujudkan. Museum ini dibuka secara resmi pada tanggal 25 Juni 1937.

Sejarah museum
Dalam perjalanannya, nama Stedelijk Historisch Museum Surabaya pada tahun 1972 diubah menjadi Museum Jawa Timur dan pada tanggal 1 November 1974 diresmikan dengan nama Museum Negeri Provinsi Jawa Timur Mpu Tantular.

Pemberian nama Mpu Tantular bagi museum ini adalah untuk mengabadikan pujangga besar Majapahit, pengarang kitab Arjunawijaya dan Sutasoma yang didalamnya terkandung falsafah Bhineka Tunggal Ika yang selanjutnya dijadikan semboyan bangsa Indonesia.

Koleksi
Koleksi museum ini berjumlah kurang lebih 15.000 buah yang digolongkan menjadi koleksi geologi, biologi, etnografi, arkeologi, sejarah, numismatik, heraldik, filologi, keramik, seni rupa dan teknologi.

Seluruh koleksi yang dipamerkan di ruang pameran tetap museum terdiri dari koleksi yang terbagi dari zaman prasejarah, klasik (Hindu-Budha), zaman Islam, kolonial dan zaman modern, termasuk di dalamnya koleksi ilmu pengetahuan dan teknologi. (OL-08)

Jam buka museum
Selasa s/d Kamis : pukul 08.00 s/d 15.00 WIB
Jumat : pukul 07.00 s/d 14.00 WIB
Sabtu :pukul 08.00 s/d 13.30 WIB
Senin : tutup

Harga tiket masuk
Dewasa : Rp 1.500,-
Anak-anak : Rp 1.000,-
Rombongan (minimal 10 orang)
Dewasa : Rp 1.000,-
Anak-anak : Rp 500,-

Transportasi
a. Dari Bandara Udara Juanda : 15 Km
b. Dari Pelabuhan Laut Tanjung Perak : 50 Km
c. Dari terminal bus Bungur Asih : 10 Km
d. Dari Stasiun KA : 35 Km