Desa Bayan, Lombok Barat, berjarak 80 kilometer dari Kota Mataram, ibu kota Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi lokasi masjid pertama yang ada di Pulau Lombok. Bangunan mungil terbuat dari bambu itu tampak tua bersahaja, dan menjadi penanda masuknya Islam di Lombok.

Tidak ada kemegahan dari Masjid Bayan Beleq yang telah menjadi situs purbakala ini. Seperti halnya rumah-rumah penduduk di sana, keberadaanya tidak terlalu mencolok. Dari tepi jalan hanya terlihat pagar tembok diapit dua rumah kecil, kantor tempat pendaftaran pengunjung, dan rumah penjaga situs.

Meski tidak banyak masyarakat yang menggunakan sebagai tempat ibadah karena kapasitasnya tidak mencukupi lagi, tapi masyarakat tetap menjaga keutuhan bangunan sebagai salah satu bukti sejarah penyebaran Islam di Indonesia. Masjid berukuran 10 x 10 meter ini merupakan kebanggaan warga Bayan, dari sinilah salah satu pusat kegiatan menyebarkan Islam ke seluruh Lombok.

Dindingnya begitu rendah hanya dari anyaman bambu. Atapnya berbentuk tumpang disusun dari bilah-bilah bambu. Fondasi lantai yang tinggi dibuat dari susunan batu-batu kali. Di belakang kanan dan depan kiri masjid terdapat dua gubuk kecil. Tidak lain, itu adalah makam tokoh-tokoh agama di masa awal masjid ini. Pengunjung biasanya selalu menyempatkan diri ziarah dan berdoa di situ.

Bagian dalam lantai tanah liat ditutupi tikar buluh. Empat tiang utama penopang masjid dari kayu nangka berbentuk silinder. Di tiang atap masjid tergantung beduk kayu. Hanya para ulama dan pemangku adat yang biasa terlihat shalat dan tarawih di sini.

Menurut catatan Museum Negeri NTB, Islam masuk ke Lombok abad ke-17 dari beberapa tempat sekaligus, diantaranya dari Jawa, Gowa (Sulawesi), dan Bima. Maka perluasan siarnya bukan hanya dari Bayan. Ada dua Masjid kuno lagi di Gunung Pujut dan Desa Rembitan, keduanya di Lombok Tengah. Dan Islam di Bayan dengan Masjid Bayan Beleqnya diyakini masuk dari Tanah Jawa.

Memang tidak ada peninggalan-peninggalan tertulis yang menyebutkan dari Jawa. Tetapi karena banyaknya penggunaan istilah Jawa di Bayan seperti penggunaan kata raden, gusti pangeran, maka diyakini masuk dari Jawa. Dan terpeliharanya situs Masjid Bayan Beleq karena kuatnya tradisi pada masyarakat setempat.

Sejak itu agama dan budaya Islam masuk ke Lombok secara bergelombang melalui perdagangan dan interaksi sosial. Ada keyakinan dari ulama setempat, syiar Islam di Bayan oleh Sunan Prapen, cucu Sunan Giri, salah satu Wali Songo, penyebar Islam di Pulau Jawa.

Sumber: Majalah Travel Club