Di Pulau Umang, pengunjung tidak semata-mata dapat menikmati keindahan pantai dan laut, berenang, bersantai di vila atau di gazebo, tetapi juga bisa melihat flora maupun fauna. Pengelola mengembangkan budi daya aneka tanaman maupun satwa, termasuk kupu-kupu.

MATAHARI TERBENAM – Pemandangan matahari terbenam di Pulau Umang, Ujung Kulon.

SETIAP kali menyebut nama Banten, ingatan seseorang akan langsung melayang ke keindahan dua objek wisata pantai yang sudah begitu dikenal, Pantai Anyer dan Carita. Anyer dan Carita merupakan dua objek wisata pantai yang saling berhubungan, sekaligus menghubungkan dua wilayah, Kabupaten Serang (Anyer) dan Kabupaten Pandeglang (Carita).

Pantai sepanjang 30 kilometer itu boleh dibilang tak terputus, meskipun ada sebagian wilayahnya yang sudah menjadi kawasan privat, karena menjadi bagian tak terpisahkan dari kompleks home stay dan hotel-hotel. Namun, walaupun menjadi kawasan privat, tak menjadi halangan bagi wisatawan untuk menikmati titik-titik pantai yang indah dan landai, yang masih banyak tersisa.

Bagi Anda yang lebih senang melirik objek wisata alam atau ekowisata, satu-satunya pilihan adalah Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang berada di wilayah Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang. Taman Nasional itu akan memuaskan wisatawan dengan pemandangan alam yang betul-betul masih perawan.

Bila berniat tinggal beberapa hari, batin akan dipuaskan dengan menikmati pemandangan sekumpulan rusa dan banteng liar. Bila mau bersabar, kerinduan untuk berjumpa dengan “primadona” TNUK, yaitu badak bercula satu, juga akan terobati. Dari kawasan TNUK itu pulalah wisatawan bisa menyaksikan Gunung Krakatau yang letusannya pernah mengguncangkan seisi jagat pada 1883.

Selain itu, bagi wisatawan yang punya hobi menyelam, kawasan laut TNUK yang membentang luas, jernih, dan biru, menjanjikan keindahan keanekaragaman terumbu karang yang memikat dan hanya beberapa meter dari permukaan laut.

Keindahan kawasan TNUK memang tak terbantahkan. Sebuah bangunan yang dulunya tempat peristirahatan orang nomor satu di Indonesia, masih bisa dilihat di sana. Villa tersebut sampai kini masih layak dijadikan tempat menginap. Jelas, dengan rekomendasi dari pengelola TNUK.

Rute terdekat menuju TNUK adalah melalui jalur Jakarta-Pandeglang-Labuan dengan jarak tempuh sekitar empat jam perjalanan dari Jakarta. Kalau berniat menyeberang ke Kompleks Krakatau, tempat Gunung Krakatau berdiri dengan gagahnya dari dasar laut, bisa menyewa perahu nelayan atau perahu milik TNUK. Sebuah hotel berbintang di Tanjung Lesung -dekat dengan TNUK- menyediakan layanan wisata ke Krakatau setiap akhir pekan bagi wisatawan yang menginap di sana.

FOTO-FOTO: PEMBARUAN/WILLY MASAHARU

GAZEBO – Bersantai di gazebo, dengan pemandangan laut lepas.

Pulau Umang

Kini, bertambah lagi satu objek wisata, yakni Pulau Umang, yang semula semak belukar seluas lima hektare. Pulau itu kini merupakan satu tambahan kekayaan bagi dunia kepariwisataan di Provinsi Banten.

Objek wisata baru itu terletak di wilayah Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang yang berjarak sekitar 163 kilometer. Tempat itu dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi sekitar 4-5 jam dari Jakarta

Jika menggunakan kendaraan pribadi, bisa masuk tol Jakarta-Merak dan keluar di Serang Timur. Kemudian dari Serang langsung menuju arah Tanjung Lesung. Tepatnya, di Kecamatan Sumur.

Tidak sulit untuk mencapai Pulau Umang yang dapat terlihat dengan jelas dari tepi Pantai Pandeglang. Tempat itu bisa ditempuh dalam waktu 15 menit dengan menggunakan kapal motor yang disediakan pengelola.

Salah seorang pengunjung, Fitri, mengatakan panorama dan fasilitas yang ditawarkan di Pulau Umang Resort dan Spa itu cukup menarik. Namun, ia menganggap jalan menuju lokasi jauh. Belum lagi, kondisi aspal jalan yang mengelupas di beberapa tempat. “Beruntung kami memiliki kendaraan pribadi. Bagaimana mereka yang tidak memiliki kendaraan pribadi namun tertarik untuk berlibur di sini?” katanya.

Dalam setahun terakhir ini Pulau Umang ditata sedemikian rupa. Di atasnya didirikan sejumlah bangunan, yang materialnya didominasi oleh kayu dengan posisi menghadap ke laut. Di sekitar bangunan-bangunan tersebut, keaslian alam pulau tersebut tetap dipertahankan.

Sejak dibuka, objek tujuan wisata tersebut terus dikunjungi orang. Sumber penerangan di lokasi wisata yang indah itu berasal dari genset sehingga bisa dikunjungi malam hari. Bermalam pun tak masalah, karena pengelola menyediakan fasilitas untuk menginap. Selain 60 bangunan vila, bisa dijumpai balai pertemuan. Masing-masing vila terdiri dari dua kamar, dilengkapi dengan gazebo.

Selama berada di Pulau Umang, untuk mengisi waktu di pagi hingga sore hari, pengunjung bisa memanfaatkannya dengan berenang, di pantai. Sedangkan untuk malam hari, pengembang Pulau Umang telah menyiapkan pula tempat bagi wisatawan untuk bersantai, berupa kafe maupun tempat untuk berkaraoke.

BALAI PERTEMUAN – Balai pertemuan di Pulau Umang, Ujung Kulon.

TEMPAT MENGINAP – Untuk menginap, tersedia 60 vila di Pulau Umang.

Kawasan Konservasi

Presiden Direktur Pulau Umang Prasetio B Halim, Sabtu, 4 Maret lalu, mengatakan, keberadaan objek wisata pulau di Provinsi Banten, merupakan hal baru, walau di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon ada Pulau Peucang dan Handeuleum. Keberadaan Pulau Umang dalam konteks yang demikian bukan hanya sebagai objek wisata, tetapi juga merupakan kawasan konservasi.

Pada awalnya, Pulau Umang hanyalah tempat peristirahatan pemiliknya, seorang pengusaha nasional yang tinggal di Jakarta. Namun, setelah beberapa lama, dijadikan sebagai objek wisata dan kawasan konservasi.

“Dalam membangun kawasan wisata di Pulau Umang itu, kami menjalin kerja sama dengan Ujung Kulon Conservation Society (UCS) sebagai lembaga yang peduli terhadap pelestarian lingkungan,” katanya.

Dengan adanya kerja sama tersebut, kata Prasetio, pengembangan kawasan objek wisata di Pulau Umang tidak hanya berorientasi pada bisnis, tapi juga berwawasan lingkungan dan memerhatikan segi-segi konservasi alam. Karenanya, tidak heran bila di Pulau Umang, pengunjung tidak semata-mata dapat menikmati keindahan pantai dan laut, tinggal di vila, berenang, bersantai di gazebo, tetapi juga bisa melihat flora maupun fauna.”Kami di sini juga mengembangkan budi daya tumbuhan maupun satwa seperti itu, kambing, kupu-kupu dan jenis satwa lainnya,” ujarnya.

Selain itu, pengelola Pulau Umang juga telah mencoba membuat program pengenalan dan kepedulian lingkungan yang dikemas dalam bentuk paket perkemahan (summer camp). Sampai saat ini, menurut Prasetio, kedua paket itu cukup diminati, terutama anak sekolah.

Prasetio mematok tarif menginap di Pulau Umang Resort dan Spa untuk weekend Rp 1,2 juta, sementara hari biasa Rp.900 ribu. “Itu sudah termasuk memakai semua fasilitas di sini. Termasuk biaya penyeberangan dari dermaga Sumur ke resor ini,” katanya.

Nah, ingin memanjakan diri di Negeri Banteng Jawa?

PEMBARUAN/WILLY MASAHARU