Colloseum merupakan salah satu tempat yang ramai dikunjungi. Selain unik dan megah, lokasinya mudah dijangkau dengan jalur kereta bawah tanah maupun bus di kota Roma. Di halaman luar Colosseum ramai dipadati para penjual suvenir. [Foto-foto: Pembaruan/Heri Soba]

Musim dingin yang menyengat tubuh seakan tak terasa ketika indahnya peninggalan Romawi Kuno memukau pemandangan di tengah kota Roma. Kendati sudah tak utuh, tembok dan tiang bangunan ribuan tahun ini mengiring kita membayangkan kejayaan Julius Caesar. Di tempat bernama Foro Romano (Roman Forum) inilah Caesar menyusun strategi menaklukkan benua Eropa dan sebagian kawasan Arab-Timur Tengah dengan semboyannya Vini Vidi Vici (aku lihat, aku datang, aku menang).

Gaius Julius Caesar adalah pemimpin militer dan politikus Romawi yang kekuasaannya menyebar ke Britania hingga ke Prancis. Dia menjadi diktator seumur hidup dan akhirnya meninggal dunia pada 15 Maret 44 SM setelah dibunuh Marcus Junius Brutus dan beberapa senator Romawi.

Kini Foro Romano tinggal puing-puing bisu. Para wisatawan tidak hanya bisa menikmati nilai historis Romawi Kuno tetapi juga nuansa asri karena arsitektur bangunan-bangunan bersejarah yang luar biasa itu berpadu dengan alam yang menyejukkan di tengah kota.

Di kawasan yang menyerupai kompleks ini terdapat berbagai macam tempat bernilai sejarah tersendiri. Ada Comitium (Comizi) yang menjadi tempat berkumpul. Ada juga tempat duduk para senat yang dikenal dengan Curia. Jika kita masuk melalui Fori Imperiali bisa menjumpai Temple of Vespasian (dibangun Domitian tahun 81) dan Temple of Concord (dibangun 367 SM). Di dekatnya ada Gereja San Giuseppe dei Falegnami (1598) dan di bawahnya ada Mamertine (Penjara Mamertinum). Menurut legenda, titisan Santo Peter membuat air mancur di tanah (tidak pernah kering) untuk membaptis orang yang ingin menjadi pengikut Yesus. Di situ ada Tugu Septimius Severus dan pada bagian akhir ada jalan Via Sacra dan Arch of Titus (Tugu Titus) yang mengingatkan kita ketika Yerusalem ditaklukkan.

Dari kompleks ini terlihat dengan jelas Colosseum atau yang dikenal juga dengan sebutan Colosseo karena jaraknya tak terlalu jauh. Tempat ini sangat terkenal dan menjadi lambang kota Roma. Bentuk bangunannya menyerupai stadion atau gedung pertunjukan (dome) di mana sang Kaisar menyaksikan pertandingan gladiator.

Colosseum (nama asli Flavian Amphitheatre) termasuk satu dari tujuh keajaiban dunia pertengahan, yang didirikan oleh Raja Vespasian dan diselesaikan oleh anaknya, Titus. Nama Colosseum berasal dari sebuah patung setinggi sekitar 40 m yang bernama Colossus. Patung itu dibuat ulang sebagai pengganti Nero yang diumpamakan sebagai dewa matahari. Colosseum dirancang untuk menampung 50.000 orang penonton.

Di Foro Romano dan Colosseum, para pengunjung menikmati keindahan bangunan-bangunan itu dari luar secara gratis. Jika ingin mengetahui lebih detail dan masuk ke dalam, harus membayar tiket masuk rata-rata seharga 8 euro per orang. Itu belum termasuk untuk membayar pemandu. Di sekitar Colosseum ini banyak dijumpai penjual makanan dan minuman, serta sejumlah souvenir dengan hiasan khas Italia.

Para pedagang, yang umumnya dari India dan Pakistan dan negara-negara di Afrika ini, tidak tertata. Kendati mereka selalu ditertibkan, bahkan dilarang ber-jualan, ada saja kesempatan yang dimanfaatkan para pedagang itu ketika tak ada polisi. Pemandangan seperti ini sangat akrab di sejumlah tempat wisata di Roma.

Colosseum juga tempat pertunjukan, seperti digunakan oleh para gladiator, yang disaksikan oleh kaisar pada jaman Romawi Kuno. Colosseum dirancang untuk menampung 50.000 orang penonton yang saat ini sudah runtuh pada sebagian temboknya.

Patung Vittorio Emanuelle II sedang menunggang kuda terletak di puncak bangunan Piazza Venezia yang melambangkan kepahlawanan dan nilai militer. Bagian bangunan yang terbuat dari marmer putih ini juga dikenal dengan Altar Bangsa.

Pusat Kota

Tidak jauh dari Foro Romano juga terdapat Piazza Venezia yang merupakan pusat kota Roma dan titik pertemuan jalan-jalan penting di Roma. Piazza Venezia dan Colosseum ini seakan mengapit Foro Romano. Piazza Venezia mempunyai pemandangan yang khas dan posisinya strategis di pusat kota, maka tempat ini menjadi salah satu objek yang disukai para turis. Pada bagian depan terdapat Monumen Victorius Emanuel II, bangunan yang dianggap sebagai the Altar of the Nation (Altar Bangsa) dan merupakan makam dari para prajurit tak dikenal yang gugur pada Perang Dunia I. Di bagian tertinggi Altar Bangsa ini sebagian kota Roma bisa terlihat.

Bangunan yang terbuat dari marmer berwarna putih ini merupakan hadiah yang dipersembahkan kepada Raja Italia yang pertama, Vittorio Emanuelle II. Patung dan ukiran yang menampilkan gaya kepahlawanan dan nilai militer menjadi ciri khas dari bangunan besar ini. Di sekitar Piazza Venezia ini terdapat juga Palazzo Venezia (termasuk bangunan pertama gaya Renaissance di kota Roma) yang sekarang digunakan sebagai museum. Juga Basilika San Marco yang dibangun pada abad ke-4, dengan altar dan lukisan dari Santo Markus.

Masih dengan berjalan kaki, perjalanan bisa dilanjutkan menuju Imperial Forums (sebelah kanan dari Monumen Victor Emanuel). Di sana terdapat Gereja Santa Maria di Loreto dan Gereja Holy Name of Mary (abad 18). Pada bagian depan terdapat Forum of Trajan yang dirancang oleh Apollodorus dari Damaskus yang dibangun tahun 107-113.

Di situ ada lapangan dengan Basilika Ulpia beserta perpustakaannya, dan di belakangnya ada Temple of Trajan. Di salah satu sisi Basilika Ulpia dapat dilihat Trajan’s Column setinggi 40 meter. Di puncak Trajan’s Column ini terdapat patung Santo Petrus dari perunggu yang diletakkan di sana sejak 1587.

Sebuah gerbang yang terletak di dalam area Foro Romano menunjukkan betapa megah dan kuatnya arsitektur peninggalan Romawi Kuno ini. Dari gerbang inilah kita memasuki Foro Romano Fori Imperiali yang berdekatan dengan Temple of Vespasian dan Temple of Concord.

Air Mancur

Roma tidak saja didominasi oleh bangunan tua peninggalan Romawi Kuno. Di beberapa tempat terdapat tempat wisata berupa air mancur seperti Fontana de Trevi. Fontana di Trevi ini berupa air mancur dengan kolam dan deretan patung.

Di sini ada legenda, orang yang berhasil melempar koin dengan membelakangi kolam maka si pelempar pasti akan kembali lagi ke Roma suatu saat nanti.

Ada juga Circo Massimo, tempat adu ketangkasan mengendarai kereta berkuda jaman dahulu. Demikian juga indahnya pemandangan Palatine Hill yakni bukit yang merupakan cikal bakal bangkitnya kota Roma, sesudah jatuhnya Kerajaan Romawi.

Masih banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi di seputar kota Roma. Vatikan tentu saja yang tak terlupakan. Mengulas keseluruhannya tentu tidak cukup, tetapi paling tidak perjalanan wisata seperti ini akan kembali mengingatkan kita akan kebesaran peradaban manusia di dunia ini. [Pembaruan/Heri Soba