suasana-malioboroYOGYAKARTA–Kondisi Malioboro sebagai jantung pariwisata di Kota Yogyakarta yang kondisinya semakin semrawut dari hari ke hari perlu segera diselamatkan dengan penataan yang terencana dan menyeluruh.

“Jika kondisi yang ada sekarang dibiarkan, maka dampaknya tidak akan baik bagi perkembangan wisata di kawasan tersebut, karena satu bentuk keluhan dari wisatawan seakan menggambarkan kondisi yang sebenarnya,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, seusai sarasehan dengan komunitas Malioboro di Yogyakarta, Kamis.

Menurut Haryadi, meski tidak ada data statistik yang mendukung, kondisi Malioboro yang ada saat ini dirasa sudah kurang nyaman untuk perkembangan pariwisata baik kepada wisatawan atau elemen masyarakat, seperti pedagang kaki lima atau pemilik toko yang memanfaatkan kawasan tersebut untuk mendukung perekonomian keluarga.

“Bila tidak ditata, jumlah wisatawan yang datang ke Malioboro bisa berkurang dan hal itu sama saja dengan mematikan usaha yang ada di kawasan itu,” katanya.

Faktor kebersihan, keamanan dan juga kenyamanan menjadi keluhan rutin yang kerap dilontarkan wisatawan, seperti harus membayar makan yang terlalu mahal, kebersihan yang tidak terjaga atau sering terjadi aksi pencopetan di kawasan itu.

Kawasan Malioboro, kata Haryadi, memiliki daya tarik dan ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain, sehingga revitalisasi adalah harga yang tidak bisa ditawar untuk mengembalikan Malioboro menjadi kawasan yang nyaman untuk wisatawan.

Beberapa pedagang dan pengusaha toko yang turut hadir dalam sarasehan tersebut menyatakan keinginan mereka agar ada sebuah otoritas khusus yang menangani kawasan Malioboro.

Hal tersebut dilontarkan oleh Suryadi Suryadinata selaku Ketua Paguyuban Pengusaha Malioboro, yang menyatakan mengalami kesulitan mengurus izin untuk memperbaiki bangunan-bangunan kumuh yang ada di kawasan tersebut.ant/kem – www.republika.co.id