Belum lama ini, Malaysia Tourism Board bekerja sama dengan Star Air dan perusahaan kapal pesiar Star Cruise mengundang Pembaruan mengikuti program paket tour Fly Cruise dengan rute Jakarta – Shah Alam – Port Klang – Langkawi pulang pergi.

Mendengar kata Shah Alam sepertinya sudah terbayang akan sesuatu yang sakral di kota ini. Kota Shah Alam merupakan pusat pemerintahan negara bagian Selangor, Malaysia. Sebuah kota modern yang berbatasan langsung dengan Kuala Lumpur, Petaling Jaya dan lima kota utama lainnya termasuk Klang, Bangi dan Kajang.

Dari bandara internasional Kuala Lumpur atau yang dikenal dengan KLIA (Kuala Lumpur International Airport), Shah Alam bisa ditempuh dengan menggunakan bus carteran atau dengan taksi sekitar 30 menit. Untuk sampai ke Shah Alam dengan taksi biasanya menghabiskan biaya sekitar 20 Ringgit Malaysia (RM) atau kurang lebih Rp 49.000 sudah termasuk untuk membayar tol.

Kota ini sangat ideal, karena merupakan pertengahan antara Kuala Lumpur dengan pelabuhan Klang (Port Klang). Sebagai sebuah kota, penataannya terencana dengan baik, Shah Alam merupakan tempat permukiman yang menyenangkan, karena berseberangan dengan jalur utama menuju Kuala Lumpur dan berdekatan dengan kawasan industri. Sebagai kota masa depan, Shah Alam bebas dari berbagai permasalahan perkotaan seperti kemacetan lalu lintas dan permukiman yang kumuh.

Rutinitas di Shah Alam ini terlihat nyaman, sehingga memberi kesan sebagai kota yang sangat tenang dan damai. Sebab, sekalipun hari kerja, tidak terlihat penduduk yang berseliweran di jalan. Demikian juga dengan kendaraan di jalan relatif kurang. Lebih cocok sebagai tempat peristirahatan. Di setiap sisi jalan, taman tertata dengan apik dan praktis tidak terlihat sampah yang berceceran. Kotanya sangat asri dan bersih.

Untuk beristirahat di Shah Alam, sangat memungkinkan. Banyak penginapan seperti Quality Hotel di Plaza Perangsang, Persiaran Perbendaharaan. Pemesanan hotel tidak terlalu sulit mengingat jumlah pengunjung ke kota ini kebanyakan lebih memilih tinggal di Kuala Lumpur. Cuacanya relatif panas. Temperatur udara 24 derajat Celsius hingga 35 derajat Celsius.

Pada malam hari, tidak tampak keramaian yang mencolok. Praktis hanya terlihat di rumah-rumah makan, pusat perbelanjaan dan lapangan olahraga. Apalagi pemerintah setempat memberlakukan kebijakan semua kegiatan perniagaan hanya boleh dibuka hingga pukul 22.00. Hal ini menyebabkan kota ini tambah tenang. Di malam hari hanya dihiasi oleh temaran lampu kota.

Penduduk Shah Alam pada malam hari, selain menghabiskan waktu di mall dan restoran, sebagian besar biasanya mengunjungi Shah Alam Lake Gardens. Danau buatan yang dikelilingi taman-taman yang asri. Di danau ini juga terdapat restoran terapung yang menjadi tempat makan favorit di tengah kota Shah Alam.

Sayangnya, Shah Alam, seakan-akan tenggelam oleh kebesaran Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia. Di samping sama-sama terletak di negara bagian Selangor, nama Shah Alam belum terlalu familiar di telinga para pelancong.

Bahkan, mereka kadangkala lebih mengenal Blue Mosque (Masjid Biru) yang terkenal dengan kemahsyurannya. Padahal, masjid ini merupakan kebanggaan penduduk Shah Alam. Dibangun khusus oleh Raja Selangor Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah. Masjid yang struktur bangunannya didominasi oleh berbagai unsur khas Malaysia, juga terkenal dengan empat menaranya di setiap sudut yang tertinggi di dunia yakni 142 meter.

Julukan Blue Mosque memang lebih diidentikkan dengan kubah masjid yang terinspirasi oleh warna biru dengan dekorasi bernuansa Islami berupa kaligrafi yang mengelilingi kubah dan ruang utama. Sementara bagian dalam, lebih didominasi oleh desain interior yang menghadirkan keragaman etnis dan budaya di Malaysia.

Selain Blue Mosque, nuansa religius kota Shah Alam ditambah dengan hadirnya sebuah museum kebudayaan Islam. Dalam museum ini lebih banyak mengoleksi kitab-kitab suci Al-Qur’an dengan model dan motif yang lain dibandingkan kitab-kitab yang dijual secara umum.

Keunikan kitab di museum ini, dari pinggirnya dihiasi dengan beragam unsur kebudayaan Malaysia seperti hiasan bunga dan berbagai benda-benda lainnya yang memiliki makna khusus.

Sebagai kediaman Raja Selangor, Shah Alam juga memiliki museum kerajaan yang dikenal dengan Sultan Shah Alam Museum. Bangunan dengan atap biru dan di setiap ujung bubungan atapnya terdapat kayu yang berbentuk silang menonjol, sangat menyerupai rumah-rumah tradisional masyarakat suku Bugis di Sulawesi Selatan. Kemiripan ini, memang bagian dari identitas bahwa Sultan Shah Alam merupakan keturunan raja-raja dari Bugis khususnya Raja Luwu. Tanda silang di bagian ujung atap bagi masyarakat Bugis memang sengaja dibuat sebagai petunjuk kepada mereka jalan untuk kembali ke kampungnya ketika sedang melaut. Terletak di jantung kota Shah Alam, museum ini menyimpan berbagai benda-benda bersejarah mulai dari jenis senjata, seperti meriam, pedang, keris dan alat-alat pembuat keris, rumah adat masyarakat setempat, serta barang-barang aksesoris kerajaan yang ikut dipampang.

Selain tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi, kota masa depan ini juga menyediakan berbagai sarana publik seperti Sultan Abdul Aziz Shah Golf Club. Khusus untuk industri, kota ini merupakan tempat produksi mobil yang menjadi kebanggaan masyarakat Malaysia yakni Proton.

Sekitar 15 menit dari Shah Alam, terdapat Sepang International Circuit, tempat penyelenggaraan balapan mobil Formula-1 dunia. Menurut jadwal, lomba F-1 ini akan kembali digelar di Sepang pada Maret 2005 mendatang.

Salah satu sudut di Botanical Garden

Empat Musim

Dari segi geografis Malaysia pada dasarnya mirip dengan Indonesia yakni negara beriklim panas (tropis) yang pada umumnya hanya mengenal dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Tetapi di kota Shah Alam, tepatnya di Taman Pertanian Malaysia bisa dijumpai empat iklim. Memang, iklim ini bukan karena alam, tetapi lebih pada strategi pengelolaan dalam satu gedung yang dikenal dengan Botanical Garden. Gedung dengan panjang 39 meter dan lebar 23 meter ini layaknya sebuah taman bunga dengan suhu berkisar minus 5 derajat Celsius hingga 25 derajat Celsius.

Dengan program komputer yang otomatis, ruangan ini bisa disulap menyerupai musim yang sesungguhnya di Eropa berdasarkan parameter yang sudah ditentukan, seperti suhu udara, ventilasi, siklus udara, kebutuhan karbon dioksida pada satu musim. Masih ada lagi kombinasi cahaya lampu serta irigasi yang sudah dicatat dan dianalisis yang dilengkapi dengan alarm.

Untuk musim bunga, tumbuh-tumbuhan yang ada di kebun ini mengeluarkan bunga yang berwarna-warni. Musim ini berlangsung antara September hingga November setiap tahun dengan suhu berkisar 12 derajat Celsius. Bunga seperti tulip merah, dahlia dan pohon apel yang berbuah akan menanbah semaraknya warna-warni bunga pada musim ini. Pada musim bunga, taman ini lebih didominasi oleh warna merah jambu.

Setelah musim bunga, biasanya berganti dengan musim kering yang berlangsung antara Desember hingga Februari. Siang hari pada musim ini bisa berlangsung hingga 18 jam, sehingga temperatur rata-rata sekitar 20 derajat Celsius dan pada malam hari rata-rata 15 derajat Celsius. Bunga-bungaan pada musim kemarau ini tampak seperti rumput-rumput kering yang menguning karena kurangnya air dan terbakar oleh sinar matahari.

Musim gugur, biasanya datang antara musim kering dan musim hujan yakni antara Maret hingga Mei. Penyinaran berlangsung selama 12. Suhu pada siang hari berkisar antara 12 derajat Celsius hingga 15 derajat Celsius. Pada malam hari 8 derajat Celsius hingga 10 derajat Celsius. Musim ini, biasanya tampak seperti permadani yang memanjang. Bunga-bunga layu dan hampir berguguran.

Berakhirnya musim gugur, merupakan awal datangnya musim hujan. Temperatur minus 5 derajat Celsius hingga 5 derajat Celsius dengan intensitas penyinaran yang kurang. Musim ini biasanya berlangsung pada Juni hingga Agustus, tumbuh-tumbuhan diselimuti salju. Mengunjungi Botanical Garden ini, seakan berpetualang ke Eropa selama setahun.

Botanical Garden memiliki 3.294 jenis tumbuhan dari 121 spesies yang ditanam sesuai dengan musim yang sedang berlangsung. Pemilihan tanaman ini disesuaikan dengan kemampuan tumbuhan bertahan pada iklim tertentu. Tujuan menghadirkan empat musim ini, untuk memberikan gambaran kepada pengunjung layaknya kehidupan dari satu musim ke musim lainnya.

PEMBARUAN/BUDI