Makam Sunan GiriGresik di Jawa Timur tak hanya jadi saksi bisu terbentuknya pusat kekuasaan yang dipercaya sebagai Kerajaan Sunan Giri. Kota ini juga menyimpan kisah kasih antara Sunan Giri dan Putri Campa asal Vietnam.

Gresik merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang dikenal masyarakat karena sektor perindustriannya yang maju. Dulu di daerah yang mendapat julukan Kota Pudak ini pernah berdiri Kerajaan Islam tertua di Pulau Jawa.

Meski tinggal di daerah yang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Gresik, namun rumah kami itu berada di pinggiran Kota Gresik. Lokasi ini justru lebih dekat dengan wilayah Sidoarjo maupun Surabaya.

Untuk mencapai Kota Gresik, kami masih harus menempuh perjalanan sekitar 35 kilometer lagi. Kami pun menempuh jalur melewati pinggiran kota yang meski terasa agak jauh. Tapi karena panorama di sepanjang usaha pertambakan warga Desa Cerme yang dilalui terlihat menarik, saya dan kerabat lain pun merasa betah saja berkendara.

Burung-burung bangau terbang ke sana ke mari. Lalu mereka hinggap dan terbang kembali di pohon-pohon yang berada di sekitar tambak, sambil sesekali mencari ikan-ikan kecil.

Sungguh perjalanan ke Kota Santri ini terasa lebih menyenangkan. Apalagi setelah kami berhasil membantu seorang keponakan untuk bisa diterima bekerja, di salah satu perusahaan mie di kota itu.

Sepulang dari mengunjungi keponakan yang punya rumah kontrakan di sekitar pabrik, saya dan keponakan pun jalan-jalan. Kami mengunjungi beberapa situs sejarah di Kota Gresik, antara lain Situs Giri Kedaton, Makam Sunan Giri dan Makam Putri Campa.

Giri Kedaton, begitu nama kerajaan Islam yang ada di Gresik. Hingga kini, kerajaan ini masih bisa turis lihat bukti-bukti keberadaannya di daerah Kebomas, Gresik. Kerajaan ini pun menjadi objek wisata penting bagi kota ini.

Sebagian ulama berpendapat bahwa Giri Kedaton merupakan pesantren yang didirikan oleh Sunan Giri. Giri Kedaton berada di atas sebuah bukit yang tinggi di Kota Gresik, sesuai namanya giri yang berarti bukit dan kedaton yang berarti kerajaan.

Pada kurun waktu tertentu, di kawasan itu juga pernah terjadi suksesi kepemimpinan. Ini adalah suksesi pemerintahan para sunan sebagai keturunan Sunan Giri (Dinasti Giri). Karena itu, masyarakat Gresik umumnya menganggap Giri Kedaton sebagai Kerajaan Islam yang didirikan oleh Sunan Giri, atau yang memiliki nama lain Raden Paku itu.

Penelitian yang dilakukan terhadap situs makam Sunan Giri dan Giri Kedaton pun dilakukan. Hasilnya menyebutkan bahwa pada tahun 1470 telah berdiri Kerajaan Islam di sebuah perbukitan di kawasan Kebomas, Gresik. Hal ini terjadi sebelum masa pemerintahan Raden Fattah dari Kerajaan Demak pada tahun 1517.

Dengan demikian para ahli sejarah menyimpulkan bahwa Giri Kedaton merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Hal ini sekaligus merupakan cikal bakal berdirinya Kerajaan Islam Demak.

Bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi situs Giri Kedaton dan Makam Sunan Giri, perjalanan bisa dilakukan dari Terminal Kota Bunder di Gresik. Turis bisa naik angkutan umum dengan tarif Rp 2.000 menuju kawasan Kebomas. Â

Antara makam Sunan Giri dan situs Giri Kedaton letaknya terpisah dengan jarak kurang lebih 500 meter. Komplek makam Sunan Giri juga berada di perbukitan.

Untuk memudahkan jalan menuju makam dibuatlah jalan tangga berundak. Sementara itu pipa pegangan yang kokoh ditempatkan pada bagian tengah antara tangga naik dan turun.

Di sebelah kanan dan kiri tangga jalan banyak orang berjualan beraneka jenis kebutuhan umat muslim. Mulai dari pakaian muslim, perlengkapan salat, buku-buku Islam, kitab suci, kurma, alat-alat kesenian Islam ada di sana. Tak ketinggalan makanan khas Kota Gresik yakni jenang ayas, pudak, nasi krawu serta minuman legen tersedia di sana.

Makam Sunan Giri dan keturunannya terletak dalam sebuah bangunan. Khusus pada makam Sunan Giri terdapat keunikan dalam arsitek bangunannya.

Bangunan kayu mengelilingi makam berukir indah. Bangunan ini tampak menarik dengan warna coklat keemasan, dan ada sedikit warna merah di situ. Seni ukir dan pahatan kayu menunjukkan pengaruh agama sebelum Islam.

Di bagian pintu masuk makam terdapat sepasang patung berukiran kayu yang menyerupai ular naga. Ketika kami mintai keterangan, juru kunci makam Sunan Giri mengatakan setiap hari makam ini ramai dikunjungi peziarah. Bahkan tak sedikit pengunjung datang dari luar Kota Gresik.

Pada hari-hari tertentu seperti malam Jumat, peziarah yang berkunjung lebih banyak lagi. Tidak jauh dari makam Sunan Giri, kira-kira 200 meter sebelah kanan komplek makam, terdapat tempat persemayaman keturunan sunan yang lain, yakni Sunan Prapen.

Masih di Kecamatan Kebomas, Gresik tepatnya Desa Sidomukti Gang XV terdapat Giri Kedaton. Letaknya kira-kira beberapa ratus meter dari makan Sunan Giri. Menuju situs ini pengunjung harus berjalan menaiki tangga berundak yang terbuat dari semen.

Situs Giri Kedaton berada jauh lebih tinggi dari makam sunan. Dari tempat yang tinggi ini, para pengunjung bisa menyaksikan indahnya pemandangan Kota Gresik. Tak ketinggalan merasakan tiupan angin yang sejuk sepoi-sepoi basah.

Menurut cerita juru kunci situs, dulu sebelum mendirikan Giri Kedaton, Sunan Giri harus bertafakur atau berserah diri kepada Tuhan. Ia bertafakur selama 40 hari 40 malam. Â

Ayahanda Sunan Giri, yakni Maulana Ishak memerintahkan beliau agar mendirikan pesantren. Lokasinya berada di daerah yang tanahnya sama dengan segumpal tanah yang diberikannya kepada Sunan Giri.

Segumpal tanah pemberian Maulana Ishak ternyata cocok atau sesuai dengan kawasan perbukitan Desa Sidomukti, Kebomas, Gresik. Di tempat ini Sunan Giri merasakan kedamaian. Akhirnya beliau memutuskan untuk mendirikan pesantren atau kerajaan yang kelak bernama Giri Kedaton.

Di komplek situs Giri Kedaton pengunjung bisa menyaksikan bukti-bukti lain tentang keberadaan kerajaan ini di masa silam, antara lain:Â makam Raden Supeno putra pertama Sunan Giri, kolam sebagai tempat berwudhu sunan dan santrinya, makam para kerabat dekat sunan, bebatuan yang diyakini sebagai tempat berkumpul dan berunding para sunan keturunan Sunan Giri.

Situs Giri Kedaton sendiri merupakan bangunan yang terbuat dari batu andesit bertingkat berundak-undak. Ada sekitar lima undakan di sana. Di bagian paling atas berdiri bangunan masjid yang sudah direnovasi.

Kolam tempat berwudu sunan dan santrinya terbuat dari batu bata tebal. Ada kemiripan dengan bahan batu bata candi peninggalan Majapahit di daerah Trowulan.

Penasaran dengan cerita banyak orang, kami pun melanjutkan perjalanan ke sebuah perbukitan yang masih dalam kawasan Kebomas Gresik. Di situ bersemayam seorang putri dari negeri Campa (Vietnam) yang menjadi istri Sunan Giri.

Karena agum dan terpesona dengan watak dan keluhuran budi pekerti Sunan Giri, maka putri jelita ini pun menikah dengan sunan. Ternyata, putri cantik ini adalah seorang saudagar negeri Campa atau Vietnam.

Versi lain tentang cerita Putri Campa ini ialah ia hanya menaruh hati kepada Sunan Giri. Namun, Sunan Giri tidak menanggapinya hingga akhir hayat putri itu.

Setelah mengikuti jejak Sunan Giri dalam memperjuangkan Islam di Pulau Jawa dan Gresik, Putri Campa yang oleh masyarakat Gresik dinamakan Putri Cempo.

Ia pun meninggal dunia dan jenazahnya dimakamkan secara Islam di perbukitan yang teduh. Pemakaman ini ditumbuhi pohon-pohon rindang dan tidak jauh dari kawasan Kebomas.

Rupanya Kota Gresik dikenal bukan hanya dikenal sebagai tempat Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Tapi lebih dari itu Kota Gresik juga terkenal dengan kulinernya, yaitu Otak-Otak Bandeng.

Bagi Anda yang sedang berkunjung ke Kota Gresik tidak ada salahnya menyempatkan diri untuk singgah di kawasan Sindujoyo. Pasar ini menjadi sentra oleh-oleh khas Gresik.

Sumber: detikcom