pantai-kutaDENPASAR – Panas begitu menyengat di Pantai Kuta, Bali. Siang itu, jarum jam menunjukkan pukul 12.00. Ratusan orang, sebagian besar turis asing, tampak berbaring di atas pasir putih.
Mereka tidak peduli dengan terik matahari yang sudah berada di atas kepala. Justru panasnya sengatan matahari itu yang sengaja mereka cari, sehingga mereka rela jauh-jauh datang dari negaranya ke Pantai Kuta yang berpasir putih tersebut.

Dengan mengenakan bikini, para pelancong ini tampak begitu menikmati sunbath (mandi matahari) di Pantai Kuta yang berada di Kabupaten Badung tersebut, sementara pengunjung lainnya ada yang berenang atau bermain surfing. Di sisi lain, sejumlah pedagang acung sibuk menjajakan barang dagangannya, seperti patung maupun pakaian khas Bali.
Tak cuma itu, tidak sedikit pula wisatawan mancanegara (wisman) memanfaatkan jasa pijat yang ada di Pantai Kuta, termasuk jasa menghias kuku. Suasana seperti itu telah menjadi rutinitas di Pantai Kuta.
Pantai Kuta yang hanya berjarak sekitar delapan kilometer dari Kota Denpasar itu memang tempat favorit bagi wisatawan. Sepertinya kunjungan ke Bali serasa belum lengkap jika belum melancong ke Pantai Kuta yang dapat menjadi berometer pariwisata Bali. Bahkan, untuk mengetahui apakah pariwisata Bali sedang booming, cukup melihat saja Pantai Kuta.
“Sekarang ini tamu (wisman) sangat ramai,” ucap Desak Tisnawati, salah seorang tukang pijat di Pantai Kuta. Desak yang hanya mengenyam pendidikan SD itu, setiap harinya bisa meraup uang ratusan ribu rupiah dari jasa pijat. Kondisi ini berbeda ketika Bali mengalami peristiwa pengeboman pada 2002 dan 2005 lalu.
Hal senada juga disampaikan Putu, pedagang suvenir di Pasar Seni Kuta. “Tiap hari banyak tamu yang belanja. Kalau dulu (tahun 2002 dan 2005-red) tamunya sepi sekali,” tutur Putu yang berasal dari Karangasem, Bali ini.
Pemimpin Bank Indonesia (BI) Cabang Denpasar, Viraguna Bagoes Oka, juga mengakui pariwisata Bali saat ini sedang booming. Pada tahun 2008 ini, jumlah kunjungan wisatawan asing paling banyak dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Berdasarkan data yang dicatat BI Denpasar, hingga September 2008, jumlah wisman mencapai sekitar 1,4 juta orang. “Ini angka yang sangat menggembirakan,” papar Viraguna, sembari menyatakan rasa optimistisnya bahwa target 1,8 juta wisman berkunjung ke Bali pada 2008 akan tercapai.
Hotel Penuh
Melihat kondisi ini, Viraguna juga yakin bahwa kondisi pariwisata tetap akan berjalan normal dan tidak terpengaruh krisis global yang saat ini sedang melanda dunia akibat kasus kredit perumahan (subprime mortgage) di Amerika Serikat (AS). “Potensi berpengaruhnya ada, tapi sangat kecil,” imbuhnya.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik ketika membuka Nusa Dua Fiesta (NDF) XII beberapa hari lalu juga menilai krisis global sekarang ini justru akan semakin mendongkrak pariwisata Indonesia, khususnya Bali.
Jero Wacik menyebutkan, nilai kurs dolar AS saat ini semakin menguat terhadap rupiah. “Kalau dolarnya terus naik, kan banyak wisatawan asing yang berwisata,” katanya. Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Badung I Made Subawa ketika ditemui SH, Rabu (22/10), mengatakan pariwisata Bali khususnya Badung, tidak terpengaruh krisis keuangan dunia. Buktinya, sebagian besar hotel di kawasan Badung sudah dipesan hingga 28 Oktober mendatang. Saat ini tingkat hunian hotel di Badung yang mencakup Nusa Dua, Kuta, Seminyak, Jimbaran dan Tuban di atas 80 persen.
Pada September 2008, jumlah wisman yang datang ke Badung mencapai 187.584 orang, di antaranya 66.647 orang dari Amerika. Pada periode yang sama tahun 2007, jumlah turis 166.633 orang. “Jadi, peningkatannya mencapai 20,28 persen,” tutur Subawa. Wisman dominasi dari Jepang, Australia, China dan Malaysia. [Sinar Harapan]