taman-air-narmada-1Memasuki gerbang masuk Taman Narmada yang berarsitektur Hindu ini, mata Anda akan langsung disuguhi sebuah pemandangan taman yang hijau dan asri.

Taman Narmada terletak di Kabupaten Lombok Barat, sekitar 10-15 kilometer sebelah timur Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Di lokasi wisata ini, pengunjung bisa menikmati hijaunya panorama alam yang tertata apik dan menyejukkan sejauh mata memandang. Pengunjung pun dapat menikmati segarnya air Gunung Rinjani yang konon berkhasiat dan membawa berkah.

Memasuki gerbang taman yang berciri Hindu ini, pengunjung akan langsung disuguhi sebuah bangunan kuno yang berada tepat di sisi kiri. Bangunan bernama Bale Loji ini, dulunya dipakai sebagai tempat tinggal raja dan isterinya. Sementara itu didepan Balai Loji atau tepat disi kanan Gerbang masuk, terpampang sebuah peta Taman Narmada, yang berfungsi untuk memudahkan pengunjung berkeliling taman air itu.

Selain Balai Loji, jika Anda terns menyusuri ke bagian dalam taman yang ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya melalui UU No. 5 tahun 1992, Anda juga akan menemukan banyak bangunan kuno dan unik lainnya seperti Gapura Gelang, Mukedes, Telaga Padmawangi, Balai Terang, Patandaan, Bangunan Sakapat, Balai Bancingah, Pura Kelasa, dan Pura Lingsar.

taman-air-narmada-2Taman seluas dua hektare ini dibangun pada 1727 oleh Raja Mataram Lombok Anak Agung Ngurah Karang Asem. Nama Narmada sendiri diambil dari nama anak Sungai Gangga di India, yang bernama Narmadanadi.

Awalnya, nama Narmada digunakan untuk menamai mata air yang membentuk beberapa kolam dan sebuah sungai di tempat tersebut. Kemudian seiring berjalannya waktu, orang-orang kemudian menyebut Narmada untuk keseluruhan kompleks Taman ini.

Dahulu, Taman Narmada berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan upacara Pakelem yang diadakan pada setiap purnama kelima tahun Caka (Oktober-November). Pakelem adalah upacara persembahan kepada alam supaya tidak murka atau terjadi bencana. Pakelem juga dilakukan untuk menetralisir alam setelah terjadi bencana alam.

Sebelumnya, Upacara Pakelem selalu dilaksanakan Sang Raja di puncak Gunung Rinjani, tetapi seiring dengan bertambahnya usia kemampuan fisik sang raja pun berkurang, diperintahkanlah para bawahannya untuk membangun sebuah tempat yang bernuansakan Gunung Rinjani. Jadi bisa dikatakan taman ini adalah miniatur dari Gunung Rinjani. Selain berfungsi sebagai tempat upacara adat, taman ini pun digunakan sebagai tempat peristirahatan keluarga raja pada musim kemarau.

Dalam kawasan Taman Narmada terdapat pancuran sembilan (siwak) yang letaknya di atas Segara Anak. Bangunan ini termasuk bangunan sakral bagi penganut Hindu Dharma maupun penganut Waktu Tilu.

Selain keindahan taman yang tertata apik dan asri ini, daya tarik utama taman ini adalah terdapatnya sebuah Balai Petirtaan yang sumber mataairnya berasal dari Gunung Rinjani. Balai Petirtaan merupakan tempat pertemuan tiga sumber air, yakni Suranadi, Lingsar, dan Narmada.

Mata airnya yang berasal dari Gunung Rinjani sekaligus sebagai tempat pertemuan tiga sumber mata air lainnya, air yang ada di Balai Petirtaan dipercaya berkhasiat dapat menjadikan orang yang meminum dan membasuh mukanya dengan air di situ akan awet muda.

Sebelum mendapatkan air suci ini, pengunjung harus mengikuti tatacara yang dipandu seorang juru kunci penjaga (kuncen ) dalam balai petirtaan. Bersama sang kuncen, pengunjung mengikuti ritual pengambilan air. Sang kuncen kemudian meminta pengunjung berdoa menurut keyakinan masing-masing.

Setelah, melalui serangkaian ritual tersebut barulah para pengunjung dapat menikmati dengan mebasuh ke muka atau dengan meminumnya. Perlu juga diketahui ada larangan bagi wanita yang sedang datang bulan dilarang untuk masuk dalam balai petirtaan ini. Dimana langit dijunjung, di situ bumi dipijak.

Sumber: Majalah Travel Club