Pura kuno Tanah Lot di Kabupaten Tabanan, Bali lokasinya “bertengger” di atas batu karang Pantai Beraban menghadap Samudera Indonesia, sekitar 18 km barat daya Kota Denpasar, merupakan salah satu ikon wisata Pulau Dewata.

Tempat suci umat Hindu, sekaligus obyek wisata andalan itu, menyimpan misteri dan keunikan yang membuat pelancong “wajib” mengunjunginya, termasuk wisatawan nusantara saat menikmati liburan Idul Fitri 1 Syawal 1429 H.

Pengalaman menarik dan bisa jadi tidak terlupakan bagi turis dan mereka yang datang dari berbagai kota besar di Jawa dan Sumatera yang mendatangi kawasan Tanah Lot menjelang petang hari, nongkrong di kafe-kafe yang berada di atas batu karang di tepi pantai.

Sambil menikmati aneka makan dan minuman ringan, sementara suguhan alam di depannya seperti pemandangan matahari menjelang beristirahat di perabuannya diselingi deburan ombak laut Selatan, sangat fantastis.

Daya tarik yang dimiliki pura kuno peninggalan abad XVI dalam menyedot kunjungan wisatawan domestik dan manca negara itu, telah menjadikan Tanah Lot sebagai “magnet” yang mampu menempati urutan kedua. Yaitu setelah perkampungan seniman Ubud, sebagai obyek wisata terbanyak dikunjungi turis yang datang ke Bali, menyisihkan Kuta dan Sanur.

“Penataan kawasan obyek wisata tersebut kini lebih mengedepankan nuansa religius yang dipadukan dengan panorama dan keindahan alam,” tutur Manager Operasional Badan Otorita Tanah Lot, I Made Sujana S.Par.

Pengelolaan di bawah “kekuasaan” desa adat Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan itu, tetap mempertahankan sebagai kawasan suci dan elemen-elemen alam yang terkandung di dalamnya.

Kegiatan ritual, adat dan budaya tetap berjalan sebagaimana mestinya dan kondisi itu menambah daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke obyek wisata tersebut.

Dalam setahun rata-rata setiap harinya menerima kunjungan wisatawan tercatat 3.500 orang, tidak pernah mengenal istilah ramai atau sepi, karena puluhan bus dan jenis kendaraan lainnya memadati areal parkir.

Berbagai promosi pariwisata Bali pasca tragedi terus digiatkan setelah tragedi bom Bali 12 Oktober 2002 dan 1 Oktober 2005. Bahkan tiga kegiatan akbar kini sedang berlangsung di Tanah Lot masing-masing lomba lari 10 kilometer, parade kesenian okokan, tektekan melibatkan 1.500 seniman dan lomba layang-layang.

Ketiga kegiatan itu diharapkan mampu memberikan citra positif pariwisata Bali bagi masyarakat internasional dan nasional khususnya Idul Fitri.

Masyarakat internasional diharapkan kembali menjadikan Bali sebagai tempat berlibur yang aman dan nyaman, didukung kondisi yang kondusif, di samping masyarakat Nusantara yang berliburan di Bali akan menyempatkan waktunya ke Tanah Lot.

Dukung VIY

Wisatawan juga mengenal obyek wisata Tanah Lot sebagai sunset Terrace telah mampu menyedot kunjungan wisatawan, baik dalam dan luar negeri, termasuk dalam menikmati cuti bersama pada Hari Raya Idul Fitri 1429 H.

Tiga kegiatan yang digelar dalam waktu yang hampir bersamaan sekaligus mendukung tahun kunjungan wisata (Visit Indonesia year-VIY), dan persiapan dalam menyambut Idul Fitri.

Tiga negara masing-masing Malaysia, Singapura dan Jerman ikut berperan serta dalam lomba “Tanah Lot Kite Festival 2008” dengan menampilkan layangan kreasi. Kegiatan selama tiga hari, 12-14 September 2008 melibatkan 158 sekaa (perkumpulan) di Bali menampilkan 379 layangan.

Atraksi tersebut dimeriahkan dengan Kesenian Okokan dan Tektekkan kolosal melibatkan 1.500 seniman. Penampilan kesenian khas daerah “gudang beras” di Bali itu cukup memukau penonton dan ratusan wisatawan manca negara yang sedang mengunjungi obyek wisata tersebut.

Demikian pula lari 10 K yang melibatkan 8.685 peserta, termasuk di antaranya pelari nasional Jauhari Johan dan Trianingsih yang sama-sama keluar sebagai juara pertama untuk lari 10 K putra dan putri.

Diharapkan berbagai kegiatan tersebut mampu mendukung dan menyukseskan pelaksanaan VIY. Pengelola obyek wisata Tanah Lot sendiri dalam menyukseskan tahun kunjungan wisata bertekad memberikan pelayanan yang terbaik, tanpa ada kenaikan tarif.

Setiap pengunjung domestik berusia dewasa dikenakan tiket Rp7.500, anak-anak Rp5.000, dan wisatawan manca negara Rp10.000/orang.

Obyek wisata Tanah Lot menerima kunjungan pelancong 1,2 juta orang selama 2007 menyumbangkan pendapatan asli daerah kabupaten Tabanan sebesar Rp 10,9 miliar. Kunjungan wisatawan dan PAD tersebut diharapkan meningkat dalam tahun 2008.

Atas keunikan dan daya tarik obyek wisata Tanah Lot, hampir sebagian besar tamu-tamu negara yang singgah ke Bali mempunyai keinginan keras melihat dari dekat obyek wisata tersebut.

Tamu negara tersebut antara lain Perdana Menteri Republik Rakyat China, Zhu Rongji beserta 140 anggota rombongan, dan Wakil Presiden India, Krishan Kant. (*/cax)