Sesuatu yang unik, menarik, dan eksotik pasti menjadi pusat perhatian wisatawan. Dan Taman Wisata Mekasari pun membuat perhatian dengan memperkenalkan tanaman hoki. Tanaman yang dianggap membawa keberuntungan, nasib baik, kemujuran bagi yang mempercayainya.

Hoki memang serapan bahasa Indonesia dari Bahasa Hokkien yang berarti nasib baik, peruntungan, atau untung. Hoki merupakan kepercayaan dan mitos dari nilai-nilai tradisional yang sudah lama melekat dan diyakini orang Tionghoa dalam menjalankan kehidupan sosial dan berbagai aktivitas ekonomi yang ditekuninya.

Dulu bagi warga keturunan, hoki diwujudkan dengan simbol-simbol huruf China yang digantungkan di depan pintu, atau dalam bentuk hio (dupa kemenyan) yang berbau harum yang diletakkan di dinding depan rumah. Belakangan ini, simbol hoki tidak hanya dalam bentuk huruf atau hio, tapi kini berubah total dalam wujud ikan bahkan tanaman.

Percaya atau tidak memang kenyataan demikian. Karena itu, Taman Wisata Mekarsari Bogor, Jawa Barat yang memiliki ribuan varian tanaman, termasuk tanaman berbau hoki memanfaatkan peluang itu untuk memperkenalkan, mempromosikan kepada wisatawan dalam bentuk pameran bertajuk ‘Festival Tanaman Hoki’.

Pameran yang digelar selama dua pekan, akhir September 2008 lalu mendapat sambutan luar biasa. Pameran unik, menarik dan eksoktik yang digebyar di arena Festival Point, menampilkan sekitar 15 boots dengan menyajikan berbagai tanaman Hoki yang namanya cukup mengelitik seperti Jeruk Jari Budha, Bambu Rejeki, Pacira, Wijaya Kusuma, Delima, Buah Naga, Srikaya, Aglaonema, Jeruk Kasturi (Citrus madurensis Lour), Euphorbia dan lainnya.

“Memang, banyak penggemarnya untuk tanaman jenis ini. Mereka yang punya hobi di dunia tanaman pasti datang melihat langsung. Bahkan banyak masyarakat yang datang karena keunikan makna dan tampilannya yang menarik,” ungkap Catherina W. Day, public relations Taman Wisata Mekarsari kepada majalah TC di Jakarta.

Diakuinya, sebagian besar masyarakat, terutama warga keturunan Tionghoa menyakini bahwa tanaman-tanaman tertentu membawa simbol tertentu pula, membawa keberuntungan, membawa makna yang berbeda.

Misalnya saja Pohon Delima melambangkan, kesuburan dan kesuksesan, sehingga saat acara Tujuh Bulanan, buah delima dijadikan campuran dalam rujak yang disajikan. Sedangkan bagi masyarakat keturunan Tionghoa, pohon jeruk Kasturi menjadi hantaran wajib Tahun Baru Imlek karena melambangkan rejeki berlimpah.

Tak hanya itu, ada juga daun anthurium yang berkilau menjadikan tanaman hias ini simbol kejayaan. Tak hanya cantik diletakkan di teras, anthurium pun bagus disimpan di atas meja. “Bahkan ada tanaman Krisan (Chrysanthemum), yang sering dipercaya memiliki kekuatan magis yaitu membuat orang muda selamanya,” ucapnya sambil tertawa.

Jeruk emas (jin ju), buahnya sangat banyak dan berwarna kuning. Biasanya dibagikan saat imlek. Dipercaya yang menerima akan mendapat kesuksesan dan kekayaan. Juga, Nepenthes sp atau Kantong Semar (Jawa), dan Periuk Kera (Pontianak) yang mirip tokoh pewayangan semar dangan perut buncitnya karena itu disebut sebagai kantong semar. Bentuk tanaman yang menyerupai kantung dipercaya oleh ilmu feng shui sebagai penyerap energi dari lingkungan sekitar.

Sementara pecinta tanaman Hari Gunawan paling menyukai Bunga Wijaya Kusuma atau hongte, keindahan bunga yang dominan berwarna putih. Putik bunga ini lembut serta memancarkan aroma harum. Di bagian bawah tangkai yang berwarna kemerahan (pangkal bunga), beberapa helai bunganya berwarna putih strip kemerahan.

Tetapi, sambung Hari, yang misterius (bagi orang awam tentunya), kemunculan bunganya selalu terjadi pada malam hari. Esok harinya sudah tidak lagi mekar dan berangsur-angsur layu akhirnya gugur. Ibaratnya, bagai sebuah payung yang terbuka di malam hari dan menutup kembali menjelang pagi. Konon, yang dapat menyaksikan proses mekarnya bunga di tengah malam maka rezekinya akan datang lebih lancar.

Juga ada tanaman yang menarik buah nangka tanpa kulit. Nangka ini membawa berbagai mitos karena bentuknya aneh. Pohonnya tak berbeda dengan pohon nangka umumnya. Jenis nangka ini lebih populer disebut naked jackfruit, yang amat terkenal di berbagai negara, terutama India. Buah ini pertama kali ditemukan di Bekasi Utara oleh seorang warga bernama Ihsan.

Pihak Mekarsari kemudian meneliti nangka tersebut. Ternyata nangka tak berkulit itu tersebar di sejumlah kota seperti Pontianak, Bogor, dan Cirebon. Catherina mengakui nangka tanpa kulit ini memang menjadi titik perhatian bagi wisatawan yang datang ke
Taman Wisata Mekarsari. Banyak yang ingin merasakan rasa buah nangka tanpa kulit, tapi hingga kini belum diketahui kualitas rasanya.

Apa ada nilai hokinya tanaman nangka tanpa kulit ini? Dengan seloroh Chaterina mengaku ada karena jika tanaman ini disebarluaskan ke masyarakat akan memberi nilai tambah dimana buahnya dapat dijual, pohonnya dapat disebar sehingga membuat keteduhan, dan memberi rejeki bagi pembuat pupuk agar pohon nangka ini cepat besar.

Sumber: Majalah Travel Club