Jakarta kotaku indah dan megah

Di situlah aku dilahirkan

Rumahku di salah satu gang

Namanya gang kelinciEntah apa sampai namanya kelinci

Mungkin dulu kerajaan kelinci

Karena manusia bertambah banyak

Kasihan kelinci terdesak

Sekarang rumahnya berjubel

oo..ooh banyak penghuninya

anak-anak segudang

grudag grudug kaya kelinci

Kami semua hidup rukun dan damai

Hanya satu yang aku herankan

Badanku bulat tak bisa tinggi

Persis kaya anak kelinci

Ya…hee …….

Itulah syair lagu yang berjudul “Gang Kelinci” yang dilantunkan secara jenaka oleh Lilis Suryani di sekitar tahun 1966-an. Lagu ini sangat populer kala itu dan merupakan lagu legendaris bagi mereka yang pernah mendengar lagu tersebut melalui radio. Maklum stasiun televisi waktu itu baru TVRI. Radio pun hanya RRI, masih sedikit radio swasta. Yang memiliki piringan hitam juga masih sedikit.

PASSER BAROE- Pasar baru yang di zaman belanda disebut passer baroe merupakan pusat perdagangan legendaris dijakarta yang dibangun tahun 1877. pasar baru dibangkitkan kembali sebagai objek wisata budaya dan belanja bertaraf internasional.

Piringan hitam maupun kaset lagu “Gang Kelinci” saat ini sudah langka. Tetapi bagi mereka yang saat ini berusia 50 tahun ke atas lagu tersebut masih terasa asyik.

Gang Kelinci itu sebenarnya di mana? Bagi masyarakat Jakarta sendiri mungkin tidak semua mengetahui letak gang kelinci tersebut. Gang Kelinci terletak di kawasan Pasar Baru Kecamatan Sawah Besar.

Konon, penyanyi Lilis Suryani dahulu memang lahir, dibesarkan dan tinggal di Gang Kelinci. Kalau di pertengahan 1960 an rumah di gang kelinci tersebut sudah berjubel, apalagi sekarang ini. Namun demikian, bagi mereka yang mengalami kehidupan di tahun 1960-an, tentu ingat apa yang terkenal di Gang Kelinci tersebut. Tentu saja selain bangunan berarsitektur Eropa dan China.

Di situ ada sebuah warung bakmi A Boen. Tahun 1954, Bakmi A Boen berjualan di luar yang sekarang untuk Bioskop Globe. Kemudian tahun 1961 menempati di kawasan Gang Kelinci. Sejak tahun 1954, satu-satunya yang berjualan bakmi dicampur ayam kampung, bakso dan jamur merang adalah di sini. Waktu itu saya berjualan dengan orang tua saya, kata A Boen (67 tahun) sang pemilik Warung Bakmi A Ben, yang ketika ikut jualan bersama orang tuanya ia berusia 17 tahun.

“Bakmi bakso, ayam, jamur merang sampai sekarnag masih dipertahankan. Dan ini menu yang paling laris. Dagang ayamnya dari dahulu sampai sekarang ayam kampung, biar sedap, wangi. Jamurnya juga jamur merang yang didatangkan dari daerah Bekasi dan Karawang. Demikian pula bakminya, bakmi basah. Bukan bakmi kering yang disiram air panas. Dengan resep seperti inilah, kami mampu bertahan sampai 50 tahun, tambahnya.

Tentu masih ada menu-menu lainnya. Tetapi bakmi bakso ayam jamur merang itulah yang favorit. Sehingga A Boen membuka cabang di Kelapa Gading, Pintu Air dan Mangga Besar VIII. Setiap hari Warung Bakmi A Boen ini dikunjungi sekitar 200 orang. Bila hari libur atau Sabtu/Minggu sampai 500 orang. Seperti A Boen yang mewarisi usaha orang tuanya, seorang anak A Boen juga mengembangkan usaha warung bakmi untuk menerima warisan usaha dari orang tuanya. Menu dan rasa masakannya juga sama. Tetapi kebiasaan orang, tetap mencari di tempat yang aslinya ialah di Jalan Pasar Baru Belakang di kawasan Gang Kelinci.

Legendaris

Pasar Baru bukan hanya dikenal dengan gang kelinci dan bakminya saja. SK Gubernur DKI Jakarta No. 3048/2000 tertanggal 18 Oktober 2000 menyatakan Pasar Baru dan sekitarnya ditetapkan sebagai kawasan wisata belanja bertaraf internasional . Pengembangan Pasar Baru ini menuju pada pembentukan Pasar Baru sebagai salah satu Fashion Center di Jakarta.

Sebelumnya ada Instruksi Gubernur DKI No. 381/1999 untuk membikin pedistrian di Pasar Baru.

Pasar Baru sebagai kawasan komersial dimulai tahun 1877 ketika kaum pedagang Tionghoa banyak mendirikan toko-toko dengan gaya bangunan berarsitektur Pecinan. Pada abad ke XIX, Pasar Baru (dalam ejaan dahulu : Passer Baroe) menjadi pusat perdagangan yang bergengsi dan berlanjut sampai sekarang menjadi kawasan perdagangan legendaris di Jakarta di tengah semakin banyaknya mol dan pusat perdagangan lainnya.

BAKMI A BOEN – Warung bakmi yang tertua terletak di kawasan gang kelinci, pasar baru yang mulai berdagang sejak tahun 1954, menu yang disajikan sejak dahulu sampai sekarang ialah bakmi campur bakso, ayam kampung dan jamur merang.

Pasar baru semakin hidup setelah tentara Inggris membangun Gedung Kesenian di tahun 1914. Gedung ini diresmikan tahun 1921 yang dahulu bernama Schouwburg. Gedung ini masih berdiri megah dan dahulu sampai sekarang menjadi tempat pagelaran berbagai macam kesenian .

Di awal kemerdekaan, gedung ini pernah menjadi tempat rapat pertama Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Pernah juga menjadi gedung bioskop City Theatre yang khusus memutar film-film Mandarin.

Setelah itu ada gedung-gedung di sekitarnya yang ikut menyemarakan kawasan Pasar Baru seperti Gedung Departemen Keuangan (dahulu sebagai pusat administrasi pemerintahan Belanda), Kantor Pos Pusat, Gedung Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara. Gedung Antara ini dahulu merupakan gedung kantor berita Hindia Belanda ANIP Aneta di Jl. Antara. Kemudian ada Gereja Ayam (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat/ GPIB Pniel), Kathedral, Taman Lapangan Banteng, Mesjid Istiqlal, Stasiun Gambir, Taman Merdeka, Pecenongan, Mangga Besar, Stasiun Juanda.

Masyarakat Tionghoa membangun pertokoan di Pasar Baru ini tampaknya langsung tidak begitu saja di tahun 1877. Tentu ada sejarah tempat permukiman dan ibadah. “Coba saja lihat Klenteng di sini yang didirikan tahun 1695. Biasanya, Klenteng didirikan setelah di kawasan tersebut bermukim masyarakat Tionghoa. Setelah bermukim antara 25 sampai 50 tahun masyarakat Tionghoa ini mulai membangun Klenteng sehingga diperkirakan Klenteng itu mulai dibangun tahun 1650. Jadi diperkirakan masyarakat Tionghoa itu mulai bermukim di kawasan yang sekarang menjadi Pasar Baru awal tahun 1600- an”, kata Burhanuddin Li yang lebih dikenal dengan sapaan Ayung, Ketua Asosiasi Pedagang Ritel Pasar Baru dalam penuturannnya kepada Pembaruan belum lama ini.

Sebagai pusat perdagangan, Pasar Baru tidak selamanya berjaya. Ketika zaman krisis ekonomi yang melanda di seluruh dunia di tahun 1930 an yakni zaman Melaise, 70 persen toko di Pasar Baru bangkrut.

Oleh karena itu didatangkan Suhu (Hong Sui) dari China. Suhu ini naik ke bagian atas salah satu bangunan di Pasar Baru. Maka terlihatlah banyak gang siluman kelabang. Sementara ada gereja yang di bangunan atasnya berbentuk ayam. Wajar bila banyak toko yang bangkrut sebab ayam ini mematok kelabang. Itu cerita saja, kata Ayung. Padahal bangunan ayam di atas gereja tersebut semacam penangkal petir dan ayam sebagai petunjuk arah angin.

Umumnya gereja-gereja yang dibangun pada zaman Belanda memiliki penangkal petir dan petunjuk arah angin yang berbentuk ayam. Umumnya gereja-gereja tersebut adalah GPIB sehingga banyak gereja di wilayah Indonesia barat ini disebut gereja ayam.

Tetapi jangan takut, ayam itu kalah dengan elang. Dan ada bangunan yang di atasnya terdapat patung burung elang yang sekarang ini di Toko Populer. Maka toko-toko di Pasar Baru ini bangkit kembali.

Kebangkitan toko-toko di Pasar Baru terus berlanjut sampai awal tahun 1970. Namun terus memudar seiring semakin banyaknya mol dan pusat-pusat perbelanjaan lainnya di Jakarta. Pasar Baru tidak kalah bersaing walaupun makin banyak muncul pusat perdagangan lain.Bagi masyarakat baik dari Jakarta maupun luar kota Jakarta, berbelanja di Pasar Baru merupakan keasyikan tersendiri. Apalagi sekarang sudah ditetapkan menjadi objek wisata budaya dan belanja bertaraf internasional.

Wisata budaya karena di sekitar Pasar Baru terdapat gedung-gedung kuno. Kebudayaan juga bukan hanya Tionghoa saja melainkan juga ada Arab, India, Melayu.

TOKO SEPATU – Di pasar baru terdapat toko sepatu yang menjual aneka sepatu dari ukuran bayi sampai ukuran yang paling (nomor 48). walaupun bersaing dengan pusat perdagagan lainnya masyarakat masih banyak mengunjungi toko di sini.

Relatif Murah

Menurut Ayung, harga barang-barang di Pasar Baru ini relatif lebih murah dibandingkan di tempat lain. Soal kualitas jangan khawatir. Aneka komoditas juga dijual di sini seperti tekstil, sepatu, tustel, arjoli, emas, karpet, gordijn, Di Pasar Baru terdapat 110 toko. Bahkan ingin mencari peralatan salon juga ada di sini. Senjata api juga dijual di sini. Senjata api dengan izin resmi lho!, Bukan senjata api gelap.

Contoh yang menonjol dari pusat perdagangan ini yang merupakan legenda ialah bila ingin membeli sepatu, datanglah ke Pasar Baru. Di sini ada banyak toko sepatu. Tinggal pilih. Harga mampu bersaing dengan di tempat lain.

Relatif murah. Di Pasar Baru saat ini terdapat 50 toko sepatu. Bila satu toko menempati ruang 100 meter persegi maka 50 toko tersebut menempati 5.000 meter persegi. Apa ini bukan merupakan toko sepatu terbesar di Asia, tanya Ayung.

Apalagi saat ini, menjelang tahun ajaran baru, orang tua memilih toko sepatu di Pasar Baru untuk mencari sepatu bagi anaknya. Harganya terjangkau, kualitasnya tidak kalah bersaing dengan sepatu luar negeri. Hampir semua sepatu yang dijual di sini merek lokal. Walaupun merek lokal, ataupun merek internasional, tetapi tetap diproduksi di dalam negeri. Bukan hanya menjual sepatu untuk anak sekolah melainkan juga semua jenis, mulai sepatu untuk anak kecil (bayi) sampai dengan sepatu olahraga, kantoran, fashion. Bahkan sepatu ukuran besar (nomor 45 sampai 48) juga mudah diperoleh di sini.

Dagangan lain yang legendaris di Pasar Baru ialah jam atau arloji. Dari dahulu sampai sekarang, bagi pembelanja tradisional, bila ingin membeli jam tentu ke Pasar Baru.

Di sini ada dua toko jam yang tua ialah Toko Tjoeng Tjoeng yang mulai berdagang jam sejak tahun 1920. Kemudian Toko Populer yang mulai berdagang jam tahun 1978.

Semua merek jam ada di sini. Harganya mulai dari yang belasan ribu rupiah sampai jutaan rupiah. Mulai jam tangan, jam dinding sampai jam lemari. Negara pembuatnya juga macam-macam. Tetapi yang terkenal ialah bikinan Swiss, Jepang dan Jerman.

“Jangan khawatir membeli jam di sini. Bila ada yang memiliki jam merek internasional maka dipastikan dijamin kualitasnya. Bahkan ada kartu garansinya. Termasuk pula perbaikan bila terjadi kerusakan. Sebab banyak teknisi yang berpengalaman untuk memperbaiki jam merek internasional tersebut”, kata Ayung.

Akibat reputasi dalam perdagangan dan perbaikan jam merek-merek internasional maka tidak sedikit para pejabat tinggi negara yang memperbaiki jam kesayangannya itu di Pasar Baru.

Jam lemari juga komplit dijual di sini. Ada yang lemarinya berasal dari kayu lokal dan dibikin oleh orang Indonesia di Indonesia. Tetapi ada pula yang dibikin di luar negeri didatangkan dalam bentuk CBU (completely built up). Seperti jam lemari dari Jerman merek Hermle, Kieninger.

Tetapi ada pula bikinan Italia. Jam lemari yang antik ini sebelum krisis ekonomi cukup banyak diminati, sekarang agak berkurang. Umumnya jam lemari yang antik ini untuk perumahan mewah.

JAM ANTIK- Aneka jam banyak dijual di pasar baru dari harga belasan ribu rupiah sampai jutaan rupiah. dijual pula jam lemari antik yang biasanya dipasang di rumah-rumah mewah.

Masa Depan Pasar Baru

Sejak tahun 1970 an Pasar Baru mulai menghadapi saingan dengan pusat pertokoan lain. Apalagi terkesan Pasar Baru semakin sumpek, tidak nyaman, tidak ber AC, semrawut, rawan, macet. Coba saja bila ingin memasuki Pasar Baru, hampir dari semua arah sudah dihadang kesemrawutan pedagang, angkutan umum. Ini bisa menjadi salah satu orang enggan belanja ke Pasar Baru.

Namun pada tahun 1999 Gubernur DKI Jakarta mencanangkan kebangkitan kembali Pasar Baru. Selain sebagai pusat perdagangan yang legendaris, bangunan-bangunan kuno yang memiliki nilai sejarah sebagian besar masih berdiri tegak. Walaupun ada gedung legendaris yang sudah dibongkar diganti dengan bangunan modern. Ciri khas arsitektur Eropa dan China harus tetap dipertahankan sebagai objek wisata.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membuat perencanaan penataan Pasar Baru. Untuk tujuan wisata internasional ialah dengan meningkatkan kualitas kegiatan, kualitas fisik kawasan dan pemberdayaan masyarakat setempat.

Penataan ini bukan hanya di Pasar Baru melainkan juga di sekitarnya seperti Gedung Kesenian, Kantor Pos Pusat, Taman Merdeka, Stasiun Gambir, Kathedral, Mesjid Istiqlal, Mangga Besar,.

Nanti bila penataan ini sudah selesai tentunya harus dipikirkan untuk menghidupkan sepanjang hari kegiatan di Pasar Baru dan sekitarnya. Sebagai pusat perdagangan, kegiatannya dari pagi sampai sekitar pukul 22.00. Kemudian dari malam sampai dengan pagi hari meliputi kegiatan kafe, pub, restoran, galeri, pertunjukan seni, butik.

Yukkk…. Mumpung masih libur anak sekolah, jalan-jalan belanja di Pasar Baru. Pasar legendaris di Jakarta.