pantai-santolo-garutSiapa bilang Garut tidak memiiki objek wisata seindah Pulau Dewata? Bagi mereka yang pernah mengunjungi Pantai Santolo, Pemeungpeuk Garut Selatan, bisa jadi akan mengatakan Pantai Santolo lebih indah dari Pantai Kuta Bali.

Kesan itu muncul ketika orang mendongakkan kepala dari balik pohon-pohon bakau yang tumbuh di pinggir pantai menutupi pemandangan indahnya Pantai Sentolo. Dari jalan raya, orang tidak dapat menyaksikan pantai, karena tertutup oleh hutan bakau. Tetapi setelah menerobos masuk melewati hutan bakau yang tumbuh di sepanjang pantai itu, barulah orang melihat betapa Santolo, memang lebih indah dari Kuta Bali.

Pasirnya putih. Sepertinya lebih putih dari pasir di Pantai Sanur atau di Kuta. Tak ada bebatuan besar sepanjang pantai. Yang ada hanya bentangan pasir putih sejauh mata memandang. Ada beberapa onggokan sampah, karena pantai itu memang belum diurus dengan baik oleh pemerintah setempat.

Air lautnya jernih. Ombaknya menggulung membubung tinggi, bertubi-tubi menghantam bibir pantai. Bunyi deburannya memecahkan keheningan sekaligus menghilangkan penat, dan stres.

Banyak orang menyebut suasana Pantai Santolo ini mirip seperti suasana Pantai Kuta di era 1970-an yang masih bersih dan sepi.

Kuta di era 1970-an, khususnya di lokasi yang jauh dari jalan utama Legian, tidak ada aktivitas dan keramaian yang berlebihan. Di sana hanya ada beberapa penduduk setempat yang sibuk dengan upacara adat dan keagamaan. Selebihnya, beberapa turis asing yang mandi matahari dalam diam. Tetapi itu dulu, lebih dari 30 tahun silam.

Pantai Santolo juga seperti itu. Seperti Pantai Kuta di era 1970-an. Sepi dan tenang. Hanya tampak sejumlah anak-anak sekolah yang mencoba bermain dengan ombak, dan menikmatinya dalam ketelanjangan mereka.

Neti (20), gadis desa Santolo yang ditemui pertengahan Maret lalu di pantai tersebut mengatakan, di hari-hari biasa pantainya sepi. Kalau hari Sabtu dan minggu atau hari libur, baru pengunjungnya cukup banyak. SP mengunjungi Pantai Santolo, bertepatan dengan acara Gebyar Sehat, Bugar Masyarakat yang diadakan oleh masyarakat setempat yang menghadirkan Mennegpora Adhyaksa Dault dalam rangka menggairahkan masyarakat untuk berolahraga sekaligus juga menggairahkan iklim pariwisata di daerah Pemeungpeuk.

Neti, karyawati salah satu perusahaan konveksi di Bandung itu menambahkan, “Jangan lihat pantainya yang kosong. Coba perhatikan di bawah rimbunan pohon bakau.”

Ternyata Neti benar. Dibalik terik matahari siang itu, di bawah pohon bakau yang rindang sepanjang pantai, beberapa pasangan pria dan wanita sedang berdua-duaan. Kebanyakan dari mereka datang dengan mengendarai sepeda motor. Ada juga yang jalan kaki karena dekat. Ada juga yang mengendari roda empat ke pantai tersebut.

Neti datang bersama ibu, dan juga bersama pacarnya. Ibunya berada di rimbunan bakau yang lain. Tampaknya ibunya sengaja membiarkan Neti leluasa bersama pacarnya. Ibunya duduk sendirian sambil mengawasi anaknya yang lain yang sedang bermain di gulungan ombak.

Sewa Perahu

Menurut Neti, orang tidak hanya menikmati keindahan pantainya saja. Bila ingin menikmati ombaknya, serta panorama di tengah laut, para pengunjung bisa menyewa perahu. Di sana banyak nelayan tradisional pencari ikan di Samudera Hindia.

Kadang-kadang mereka melaut sampai di dekat Pulau Krismas Australia. Tidak jarang mereka ditangkap. Di laut lepas itu memang cukup indah. Tetapi bagi pengunjung yang ingin menikmati panoramanya, bisa menyewa perahu tradisional dan bepergian untuk beberapa jam dari pantai.

Untuk mengunjungi pantai tersebut, orang harus menempuh perjalanan cukup lama. Dari Garut menuju Pemeungpeuk akan ditempuh sekitar lima jam. Jalannya berliku melewati kebun teh. Pemandangan di areal pegunungan hingga menuju ke selatan di pinggir pantai cukup indah. Orang tidak hanya menikmati pantai selatan yang indah, tetapi dihibur adanya objek wisata lain sepanjang perjalanan. Misalnya ketika melewati kebun teh yang ada di kiri, kanan jalan. Selain itu masih ada beberapa objek wisata lain yang cukup menarik. Di antaranya, pemandangan air terjun Neglasai. Wisata air terjun ini letaknya di atas gunung. Orang bisa menikmatinya dari areal kebun teh.

Pantainya juga tidak hanya Pantai Santolo saja. Ada lagi Pantai Cijeruk Indah, Rancabuaya serta sejumlah objek wisata lainnya. Di depan pantai Santolo, terdapat lokasi yang dipergunakan untuk peluncuran satelit penelitian LAPAN.

Cuma sayangnya, semua objek wisata tersebut tidak terurus dengan baik oleh pemerintah setempat. Demikian juga tempat-tempat penginapan. Di Pemeungpeuk nyaris tidak ada satu pun tempat penginapan yang layak. Bila wisatawan ke tempat itu, banyak yang terpaksa menginap di rumah penduduk. Rombongan Kemennegpora misalnya, terpaksa menginap di barak milik TNI AD yang bertugas di LAPAN.

Tampaknya dibutuhkan niat pemda untuk mengelola pantai ini jika hendak menjadikannya objek wisata. Mudah-mudahan ke depan, Pemeungpeuk dengan pantai Santolonya yang indah seperti di Kuta itu, dibangun dan dijadikan objek wisata yang mendatangkan pendapatan bagi daerahnya. [SP/Mike Wangge]