Danau TobaUnik sudah pasti. Beda dengan pantai lainnya, Pasir Putih Parbaba ini bukan di laut tapi di tepi danau. Keunikan yang tersimpan di Danau Toba, Sumatera Utara ini pun bisa menggoda wisatawan untuk menceburkan diri. Byurr!

Pagi yang cerah dan indah itu merupakan kenangan ketika kami berangkat melakukan perjalanan wisata. Walaupun, cuaca masih dingin sampai menusuk tulang-tulang sumsum, itu tidak menjadi hambatan. Semua itu merupakan suatu kesatuan yang sangat berkesan seolah-olah Tuhan berkata selamat menikmati perjalanan wisata ini.

Beberapa minggu yang lalu,seorang teman kampus yang kini sudah tamat dan bekerja ingin berlibur bersama kami, teman-temannya yang masih berjuang menyelesaikan tugas akhir untuk meraih gelar sarjana. Keinginannya itu juga sebagai ungkapan akan kerinduannya kepada teman-teman saat kuliah dulu. Hal itu pun kami tanggapi dengan senang hati.

Tanggal 26 Oktober, kami setujui sebagai hari untuk melakukan perjalan wisata tersebut. Kenapa tanggal 26 Oktober? Karena saat itu adalah tanggal merah, tepatnya dalam rangka Hari Raya Idul Adha bagi umat Islam.

Jadi, hari ini juga kami punya waktu luang untuk berhenti sejenak dari aktivitas masing-masing. Samosir dan Parapat menjadi tempat yang kami pilih untuk wisata kami.

Dimulai pada 25 Oktober 2012, pukul 08.00 WIB kami semua berkumpul di tempat kos seorang teman. Sebelum kami berangkat, ada sedikit kekecewaan karena tidak semua teman yang awalnya berjumlah sebelas orang setuju ikut, malah ada beberapa teman yang bisa ikut, akhirnya kami hanya tujuh orang yang berangkat untuk berlibur.

Tepat pukul 00.45 WIB, kami pun berangkat dari Medan menuju Samosir. Dari atas mobil, kelihatannya semua teman beseri-seri dan gembira. Selama perjalanan kami isi dengan ngobrol-ngobrol, bercanda, hingga menimbulkan suasana yang semakin ceria.

Setelah lelah ketawa-ketiwi, teman-teman pun tidur karena perjalanan masih panjang. Rute yang kami lalui menuju Samosir dengan memilih rute Medan-Berastagi-Sidikalang-Pangururan. Teman-teman pun tertidur, hanya supir dan kernetnya kebetulan supir mobil yang disewa adalah teman kami juga namanya Mas Dodi Turnip alias Rini.

Sekitar, pukul 07.00 WIB kami pun sampai di Tele. Setelah sarapan pagi dengan melakukan perjalanan kurang lebih 20 km, kami pun sampai di Menara Pandang Tele. Sesampainya di sana kami sempatkan untuk mengabadikan foto sebagai kenangan di menara pandang. Teman-teman yang baru pertama kalinya berwisata ke Samosir, sangat takjub dengan keindahan Pulau Samosir dan Danau Toba.

Danau Toba, berbicara tentang pesona danau vulkanik yang terletak di Sumatera Utara ini memang tidak akan ada habisnya. Sebab danau ini punya objek wisata alam yang indah membentang dari satu bagian ke bagian lainnya. Mulai dari perairan danau, perbukitan, jejeran pegunungan, hingga pantai berpasir putih serta objek wisata alam lainnya seperti Pulau Samosir yang berada tepat di tengah-tengah Danau Toba.

Tak hanya sebagai objek wisata alam, Danau Toba pun terkenal dengan eksotika perkampungan etnis Batak. Di mana tradisi dan kebudayaan khas Batak masih dapat Anda lihat, sebab penduduk di perkampungan tersebut sangat menjaga kelestarian budaya yang dibawa oleh generasi-generasi mereka sebelumnya.

Dengan keunikan Danau Toba yang begitu eksotis seperti ini, Danau Toba menjadi destinasi pariwisata internasional bahkan juga menjadi ikon pariwisata Indonesia. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju hotspring atau pangururan. Sepanjang perjalanan, kami disuguhi dengan pemandangan yang indah.

Danau Toba dikelilingi bukit-bukit, namun gundul, tandus, dan gersang. Kemudian, mulailah tampak ciri khas Batak. Di sepanjang bukit tersebut kelihatan beberapa kuburan yang berupa tugu berukuran besar, serta tinggi dan rendah. Artinya, bukit-bukit tersebut tidak ditanami dengan tumbuhan tetapi dengan jasad orang yang meninggal.

Banyaknya kuburan atau tugu itu dikarenakan masih adanya pemahaman orang Batak. Pemahaman tersebut, yakni sejauh manapun seseorang merantau kalau meninggal harus dikubur di kampung halamannya, Samosir.

Pemandangan lain yang terlihat adalah keramba ikan di danau. Keramba biasanya terbuat dari jaring bahan plastik. Di sanalah ikan diternakkan yang tiap hari harus dikasih makan. Keramba itu kelihatannya dalam jumlah banyak dan benar-benar sangat mengganggu dan merusak keindahan.

Pukul 09.00 WIB kami sampai di Hotspring. Karena cuaca di Samosir sudah mulai cerah, kami pun memutuskan untuk tidak mandi di hotspring. Kami hanya singgah sebentar untuk cuci muka dan menikmati pemandangan di sekitar hotspring. Selanjutnya, kami sempatkan untuk berkeliling di Kota Pangururan, Ibukota Samosir ini sebelum berangkat menuju Pantai Pasir Putih Parbaba.

Salah satu keunikan yang tersimpan di pesisir Danau Toba adalah Pantai Pasir Putih Parbaba. Apabila baru pertama kali mendengar adanya sebuah pantai yang terletak di Danau Toba tentunya menyimpan pertanyaan.

Bagaimana bisa ada pantai yang terdapat di pesisir danau? Apalagi Danau Toba bukanlah daerah dataran rendah dengan hawa panas yang bisa menyebabkan daerah punya banyak pantai.

Ya, panorama pantai ini memang ada di Danau Toba. Tentunya destinasi ini bukanlah pantai yang seperti dibayangkan sebelumnya. Karena pantai di Danau Toba ini berbeda dari pantai-pantai lainnya yang terdapat di dataran rendah, meski sama-sama memiliki pasir putih yang khas.

Keunikan pantai ini banyak mengundang perhatian dan decak kagum para wisatawan dari berbagai daerah ketika mengunjunginya. Berada di daerah dataran tinggi yang beriklim sejuk, perairan di pantai ini bukanlah air asin yang mengandung garam seperti di daerah dataran rendah melainkan air tawar yang terdapat perairan Danau Toba. Sehingga sensasi segar dan sejuk membaur menjadi satu ketika berada di kawasan pantai ini.

Selain itu pantai ini juga cukup dangkal hingga jarak beberapa meter dari pesisir. Bahkan menurut informasi, kedalaman yang paling tinggi dari Pantai Pasir Putih Parbaba ini hanya berkisar antara 2 meter hingga 2,5 meter.

Apabila berenang di sekitar Pantai Pasir Putih Parbaba, maka Anda akan merasakan sensasi seperti di kolam renang alami yang berukuran besar. Ditambah rasa yang tentunya cukup aman tanpa adanya arus deras seperti di daerah pantai dataran rendah.

Tak hanya itu, pasir putih di kawasan pantai ini pun juga terlihat sangat bersih. Pasir putih tersebut membentang dari sisi utara ke selatan dan sesekali bergerak seiring dengan hembusan angin yang sejuk.

Sekitar pukul 11.30 WIB kami pun sampai di Pantai Pasir Putih Parbaba. Sesampainya di sana kami menggelar tikar. Tempat kami berteduh di bawah pohon waru menikmati panorama alam yang disuguhkan pantai pasir putih ini.

Setelah makan siang, tak lengkap rasanya apabila tidak berenang ataupun sekadar berendam di perairan pantai yang unik ini. Ya, meski airnya cukup dingin tapi akan terasa sangat segar ketika merasakan langsung air pantainya. Apalagi setelah menempuh perjalanan jauh menuju Danau Toba.

Rasa lelah dan penat di perjalanan akan hilang setelah menyaksikan panorama alam yang terbentang di sekitar Pantai Pasir Putih Parbaba. Puas berenang di Pantai Pasir Putih Parbaba, pukul 14.30 WIB kami melanjutkan perjalanan menuju Tomok.

Sumber: detikcom